REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Lora Ismail Al-Kholili dari Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Demangan Bangkalan Madura Jawa Timur menyarankan kalangan Generasi Z agar jangan hanya melakukan "upgrade" handphone/HP, tapi juga melakukan "upgrade" diri sendiri.
"Kalau hanya 'upgrade' HP justru mental mudah hancur, karena media sosial -sosmed- itu terlalu sibuk dengan urusan orang lain, sehingga ingin menjadi orang lain dan nanti bisa depresi," katanya saat bicara di hadapan ratusan GenZI (Generasi Z Islami) di Surabaya, Ahad (12/1/2025).
Dalam Majelis Subuh GenZI (MSG) episode ke-16 bertajuk "Upgrade Diri, Raih Mimpi" di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Lora Ismail menekankan pentingnya 'upgrade' diri, karena potensi dan takdir setiap orang itu pasti berbeda.
"Ada Hadits tentang upgrade diri yang menyebutkan tiga sifat yang bisa merusak diri kita, karena kita tidak ada motivasi untuk berubah," katanya dalam kegiatan bulanan oleh Remaja Masjid dan GenZI MAS yang juga dihadiri Imam Besar BPP MAS KHA Hamid Abdullah dan Sekretaris BPP MAS H Helmy M Noor itu.
Menurut generasi keenam dari Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil itu, tiga sifat yang disebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW akan bisa merusak diri, yakni pelit, suka mengikuti hawa nafsu, dan mudah merasa hebat/jumawa/merasa cepat puas.
"Jadi, musuh utama kita itu diri sendiri, kalau pakai HP itu justru membandingkan diri dengan orang lain dan melihat orang lain sebagai musuh, sehingga bisa stres, karena sukses itu tergantung diri kita sendiri, apakah mau berubah atau tidak, bukan orang lain," katanya.
Dia menjelaskan, pelit itu membuat orang sulit 'meng-upgrade' diri sendiri dan berkorban/berderma untuk diri sendiri, sehingga sulit sukses, karena suka menyalahkan keadaan dan menyalahkan orang lain, sehingga orang ini tidak bisa "selesai" dengan dirinya sendiri.
BACA JUGA: Tentara Israel Lolos dari Penangkapan Brasil, Siapa yang akan Selamatkan Ribuan Lainnya?
Selain pelit, orang yang selalu mengikuti hawa nafsu juga disebut banyak ulama sebagai orang yang lebih setan daripada setan, karena tidak mau berubah dan tidak ada rasa penyesalan (maksiat/salah terus).
"Ibarat anak kecil, nafsu itu kalau diikuti ya terus, jadi solusinya ya jangan ikuti hawa nafsu, fokus pada 'upgrade' diri," katanya.