REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahagianya hidup jika Allah SWT mencintai kita. Itulah cinta sejati antara Tuhan dan hamba-Nya.
Dengan cinta itulah, Allah SWT mencurahkan kasih sayang dan karunianya yang tak terbatas. Orang yang dicintai Allah SWT akan dijaga dari kemaksiatan sehingga ia senantiasa berada dalam ketaatan pada-Nya.
Ada beberapa tanda cinta Allah SWT yang patut dipahami.
Pertama, ilmu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah akan membuatnya paham tentang agamanya” (HR Bukhari dan Muslim).
Memahami agama (Islam) bukan hanya tentang pengetahuan dalil-dalil dari Alquran atau hadis, tetapi juga menghadirkan agama sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Dengan demikian, orang yang ahli di bidang kedokteran atau arsitektur, misalnya, jika ia menggunakan keahliannya untuk kemaslahatan dan kebaikan, sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya, maka itu bagian dari pemahaman agama.
Begitu juga seorang politisi yang berjuang di pemerintahan, jika ia tidak menggunakan agama sebagai ‘kendaraan politiknya’, maka ia disebut sebagai orang yang memahami agama.
Sebaliknya, jika ia menggunakan agama sebagai "umpan" agar mendapat jabatan dan harta maka ia sudah menjual agamanya untuk kebinasaan dirinya.
Kedua, musibah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR Thabrani).
Hidup ini adalah ujian. Jika kita mampu bersabar maka balasannya adalah keridhaan Allah SWT. Namun, jika kita tidak bersabar maka kita akan mendapatkan murka-Nya. Na’udzubillah.
Hal tersebut terdapat dalam hadis qudsi, “Siapa saja yang tidak ridha dengan ketentuan-Ku dan tidak sabar atas musibah-Ku, hendaklah dia mencari tuhan selain Aku” (HR Thabrani).
Dua hadis tersebut menjadi motivasi kita untuk bersabar atas ujian hidup ini, karena dengan kesabaranlah Allah SWT akan mencintai dan meridhai kita.
Dengan demikian, kita akan tetap kuat menjalani hidup, apa pun ujian dan musibah yang menimpa. Orang yang tidak punya motivasi dalam hidupnya maka ujian akan membuatnya tertekan sehingga ia terjerumus pada pelarian yang membinasakan. Salah satu contohnya adalah konsumsi minuman keras atau narkoba.
Musibah dan ujian hidup pada hakikatnya adalah pintu menuju cinta Allah SWT. Syaratnya adalah sabar dan ridha atas ketentuan takdir-Nya.
View this post on Instagram