Kamis 09 Jan 2025 19:08 WIB

Manusia Berusaha Gambarkan Rupa Sang Pencipta Tapi Islam Berbeda

Beberapa ahli menggunakan istilah animisme yakni ajaran tentang hal gaib.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Infografis 5 Pertanyaan yang akan Ditanyakan pada Hari Kiamat. Ilustrasi Allah
Foto: Republika.co.id
Infografis 5 Pertanyaan yang akan Ditanyakan pada Hari Kiamat. Ilustrasi Allah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam lintasan waktu dari masa ke masa, manusia berusaha menggambarkan seperti apa rupa Sang Pencipta. Penggambaran diyakini dapat memudahkan manusia dalam menyembah Sang Pencipta.

Beberapa ahli menggunakan istilah animisme yakni ajaran tentang hal gaib yang pengikutnya melakukan pemujaan terhadap hal gaib tersebut. Sesuatu yang gaib dipercaya terdapat pada fenomena atau bentuk tertentu. Alhasil manusia melakukan pemujaan dan penyembahan terhadap bentuk tersebut.

Baca Juga

Profesor Ali Akbar dalam buku Arkeologi Alquran: Penggalian Pengetahuan Keagamaan mengatakan, fenomena tersebut kerap diwujudkan dalam bentuk patung atau berhala sehingga sering pula disebut paganisme. 

"Animisme antara lain mencakup Animal Worship, Natural Worship, Plant Worship, Fetish Worship dan Ancestor Worship," kata Profesor Ali Akbar dalam bukunya.

Profesor Ali Akbar mengatakan, Animal Worship antara lain dilakukan pada harimau, ular, dan elang. Pemujaan juga dilakukan pada lambang dari hewan atau binatang tersebut (Totemisme). Pada budaya tertentu, masing-masing hewan diambil kelebihan-kelebihannya, sehingga dipuja dalam bentuk gabungan misalnya sesosok hewan berbadan singa, bersayap burung, bersisik ikan, berbelalai gajah, dan lain-lain.

Natural Worship antara lain dilakukan pada gunung, laut, angin, matahari, bulan, api. Fenomena atau bentuk alam tersebut umumnya dijumpai di sekitar lokasi tempat tinggal manusia pemujanya.

Plant Worship antara lain dilakukan pada tumbuhan atau tanaman tertentu, misalnya beringin, bambu, atau yang disebut tanaman kehidupan. Tanaman tersebut juga umumnya pernah dilihat pemujanya.

Fetish Worship antara lain dilakukan pada benda yang dianggap dimasuki hal gaib, misalnya cincin, tongkat, dan patung. Kerap digunakan istilah dinamisme sebagai padanan Fetish Worship.

Ancestor Worship antara lain dilakukan terhadap orang yang sudah meninggal, pada benda peninggalan leluhur atau nenek moyang, dan pada lokasi nenek moyang pernah tinggal. Pemujaan dilakukan karena meyakini arwah atau roh leluhur bersemayam pada benda, makam, atau tempat tinggalnya. Arwah leluhur diyakini dapat mendatangkan atau menjadi perantara datangnya berkah serta menjauhkan bencana.

Ajaran Islam berbeda dibandingkan dengan animisme. Umat Islam dilarang memuja atau menyembah berhala, contohnya patung atau sesuatu yang diada-adakan oleh manusia. Umat Islam hanya beriman atau percaya kepada Allah SWT. Manusia tidak melihat Allah SWT, tetapi Allah Yang Maha Melihat dapat melihat manusia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ  لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ 

Fāṭirus-samāwāti wal-arḍ(i), ja‘ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an‘āmi azwājā(n), yażra'ukum fīh(i), laisa kamiṡlihī syai'(un), wa huwas-samī‘ul-baṣīr(u).

(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS Asy-Syura Ayat 11)

Dalam ayat di atas, Allah SWT menginformasikan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.

Allah SWT menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi, termasuk menciptakan manusia. Jangan pernah membayangkan rupa Allah SWT seperti mahluk atau ciptaan-Nya. Demikianlah, bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah SWT. Manusia diminta menyembah dan meminta hanya kepada Allah SWT. Untuk memudahkan menyembah Allah SWT antara lain dapat dilakukan dengan mengingat dan menyebut sifat-sifat Allah SWT yakni Asmaa-ul Husna atau nama-nama yang terbaik.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

Wa lillāhil-asmā'ul-ḥusnā fad‘ūhu bihā, wa żarul-lażīna yulḥidūna fī asmā'ih(ī), sayujzauna mā kānū ya‘malūn(a).

Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut  (Asmaulhusna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al-A‘raf Ayat 180)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement