REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu ketika, seorang Arab pegunungan (badui) meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW kemudian menerimanya. Setelah itu, si badui bertanya, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku, apakah Tuhan kita jauh atau dekat?"
Mendengar pertanyaan itu, Nabi SAW diam sejenak. Beliau kemudian bertanya balik kepada si badui.
"Apa maksudmu dengan pertanyaan itu?"
"Begini, ya Rasulullah," jawab dia, "Kalau Tuhan itu dekat, aku cukup berdoa dengan suara berbisik kepada-Nya. Akan tetapi, bila Tuhan itu jauh, aku akan berteriak dengan suara keras saat berdoa kepada-Nya."
Rasul SAW pun kembali terdiam. Inilah salah satu contoh teladan Nabi SAW, yakni hendaknya tidak terburu-buru menjawab pertanyaan, apalagi tanpa adanya petunjuk. Dalam hal ini, beliau ingin menjawab, tetapi dengan kata-kata yang sampai pada daya tangkap si badui.
Tiba-tiba, wahyu turun kepada Nabi SAW. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran" (QS al-Baqarah [2]:186).
View this post on Instagram
Adab berdoa