Jumat 03 Jan 2025 21:01 WIB

IFRC Desak Akses Bantuan Cepat ke Gaza Palestina agar Anak Bebas Hipotermia

Gaza Palestina akan terus dipertahankan.

Anak-anak berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri di kamp pengungsi Palestina di tepi pantai di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Jumat (27/12/2024). Anak-anak Gaza yang tinggal di dalam tenda pengungsian hidup dengan penuh keterbatasan. Mereka harus menghadapi ancaman hawa dingin dan keterbatasan pasokan makanan. Tenda-tenda yang dibangun seadanya tidak melindungi mereka sepenuhnya dari hawa dingin. Agresi Israel ke Palestina telah membuat 90 persen warga Gaza mengungsi dan tinggal di kamp pengungsian.
Foto: Majdi Fathi/NurPhoto
Anak-anak berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri di kamp pengungsi Palestina di tepi pantai di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Jumat (27/12/2024). Anak-anak Gaza yang tinggal di dalam tenda pengungsian hidup dengan penuh keterbatasan. Mereka harus menghadapi ancaman hawa dingin dan keterbatasan pasokan makanan. Tenda-tenda yang dibangun seadanya tidak melindungi mereka sepenuhnya dari hawa dingin. Agresi Israel ke Palestina telah membuat 90 persen warga Gaza mengungsi dan tinggal di kamp pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Jagan Chapagain pada Kamis (2/1) mendesak akses kemanusiaan segera ke Jalur Gaza di tengah mencuat laporan kematian bayi baru lahir dan balita akibat hipotermia.

“Laporan terbaru PBB tentang bayi yang meninggal karena hipotermia di Gaza menunjukkan parahnya krisis kemanusiaan di sana,” ujar Jagan Chapagain melalui platform media sosial X.

Baca Juga

“Saya mendesak kembali agar akses aman dan tanpa hambatan diberikan kepada para pekerja kemanusiaan untuk memberikan bantuan yang dapat segera menyelamatkan nyawa warga.”

“Tanpa akses aman, anak-anak akan mati kedinginan. Tanpa akses aman, keluarga akan kelaparan. Tanpa akses aman, pekerja kemanusiaan tidak bisa menyelamatkan nyawa warga,” tegas Chapagain.

Ia menambahkan bahwa permohonannya kepada semua pihak adalah untuk segera mengakhiri penderitaan manusia.

UNICEF pada Jumat lalu melaporkan, berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Palestina, empat bayi baru lahir dan balita meninggal dalam beberapa hari terakhir akibat hipotermia.

Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, tentara Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan hampir 45.600 warga, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan kepala otoritas pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement