REPUBLIKA.CO.ID,TELAVIV -- Penjajah Israel menolak untuk memberikan kepastian mengenai penarikan tentara pendudukan dari jalur Gaza, anggota biro politik Hamas Basem Naim mengatakan pada Ahad (29/12/2024).
Kepada RIA Novosti, Naim menyatakan, “Kali ini, musuh (Israel) menolak untuk menyediakan peta penarikan yang jelas dari jalur Gaza. Mereka tidak mau memberi kepastian dimana dan kapan itu akan ditarik mundur. Mereka tidak menginginkan untuk memberi kejelasan dan pernyataan final untuk mengakhiri perang,”ujar Naim.
Pada Rabu, Hamas mengungkapkan, Israel memperkenalkan persyaratan baru yang berkaitan dengan penarikan pasukan, gencatan senjata, dan pertukaran tawanan. Perkembangan ini menandai rintangan lain negosiasi yang dimediasi oleh Kairo dan Doha.
Dalam pernyataan terpisah, Naim mengklarifikasi bahwa masalah senjata yang dimiliki oleh kelompok perlawanan Palestina belum dibahas selama pembicaraan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
"Masalah ini tidak dibahas dalam perundingan tahap pertama gencatan senjata. Sikap kami, baik dalam perundingan ini maupun perundingan lainnya, adalah bahwa rakyat Palestina, selama mereka masih dijajah, berhak untuk membebaskan diri dari pendudukan dan mendirikan negara mereka sendiri. Mereka berhak untuk melawan pendudukan ini dengan segala cara yang sah, termasuk perlawanan bersenjata," kata dia.
Lebih dari setahun telah berlalu sejak kesepakatan awal antara pendudukan Israel dan Hamas dilaksanakan. Sejak saat itu, kedua belah pihak telah terlibat dalam perundingan yang berkepanjangan mengenai nasib para sandera yang tersisa. Beberapa pekan terakhir, diskusi intensif terjadi yang dilaporkan membawa beberapa kemajuan dalam negosiasi.
Gencatan senjata mungkin terjadi
Pada awal bulan ini, Hamas telah menegaskan tentang potensi untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan. Syaratnya, pendudukan Israel tidak memaksakan persyaratan baru yang dapat menghambat kesepakatan tersebut.
"Di tengah diskusi serius dan positif yang berlangsung di Doha hari ini di bawah naungan saudara-saudara kami dari Qatar dan Mesir, mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan mungkin terjadi jika pendudukan berhenti memperkenalkan kondisi baru," kata Hamas pada Selasa.