Ahad 29 Dec 2024 17:31 WIB

MUI Serukan Penghentian Impor Produk Israel

MUI telah keluarkan fatwa wajib membela Palestina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Ratusan massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina menggelar aksi damai Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina di depan Gedung Kedubes AS Jakarta, Jumat (29/11/2024). Dalam aksinya, mereka menyerukan penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu atas genosida di Palestina. Peserta aksi juga menyerukan untuk terus melakukan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ratusan massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina menggelar aksi damai Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina di depan Gedung Kedubes AS Jakarta, Jumat (29/11/2024). Dalam aksinya, mereka menyerukan penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu atas genosida di Palestina. Peserta aksi juga menyerukan untuk terus melakukan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan pentingnya penghentian impor produk Israel. Sudarnoto mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebijakan impor yang dianggap tidak sejalan dengan dukungan terhadap Palestina.

"Terus terang saja, saya sudah melakukan kritik terhadap Kementerian Perdagangan mengenai impor kurma Israel. Ini adalah isu yang harus diperhatikan dengan serius," ujar Sudarnoto di konferensi pers acara Charity Concert for Palestine yang diadakan di Jakarta pada Ahad (29/12/2024).

Baca Juga

Ia menekankan meskipun jumlah impor Israel tidak sebesar dari negara lain, jika dibiarkan, hal ini dapat meningkat melalui negara ketiga. Sudarnoto juga mengingatkan MUI telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan kewajiban umat Islam untuk membela Palestina.

"Pemihakan pemerintah harus lebih kuat. Saya berharap ada undang-undang yang secara khusus mengatur produk-produk Israel dan afiliasinya," tambahnya.

Ia mengapresiasi komitmen yang ditunjukkan pemerintah Indonesia dalam mendukung Palestina. Sudarnoto memuji pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir.

"Penting bagi Presiden untuk memastikan seluruh kementerian memihak kepada Palestina dan mencegah kebocoran impor produk Israel," tegasnya.

Sudarnoto juga menyatakan harapannya agar dukungan terhadap Zionisme di Indonesia dapat berkurang dalam lima tahun ke depan. "Saya pernah menyatakan bahwa pendukung Zionisme di Indonesia hanya sekitar 2 persen. Kita harus berupaya agar angka ini semakin menurun," tutupnya.

Pada 19 Desember lalu di Kairo, Prabowo menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim pada sejumlah isu, seperti perdamaian dan kemanusiaan.

“Kita harus melihat realitas dari situasi ini. Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?” katanya saat itu.

Prabowo mengatakan dalam beberapa pertemuan sejumlah negara mengeluarkan pernyataan dukungan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara lain. Namun, menurutnya hal tersebut tidak diimbangi dengan langkah nyata untuk menciptakan perubahan.

“Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerjasama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas antarnegara Muslim. Ia menyebut konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama.

“Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement