Rabu 25 Dec 2024 21:49 WIB

Netanyahu Ucapkan Selamat Natal, Israel Kembali Bom Lebanon Lewat Udara

Israel menunjukkan kebiadabannya saat sebagian warga Lebanon merayakan Natal.

Paramedis dan tentara Lebanon memeriksa lokasi serangan Israel terhadap kendaraan, di Sidon, Lebanon, 7 November 2024.
Foto: EPA-EFE/STR
Paramedis dan tentara Lebanon memeriksa lokasi serangan Israel terhadap kendaraan, di Sidon, Lebanon, 7 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pasukan Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Bekaa di Lebanon timur pada Hari Natal, Rabu (25/12/2024). Serangan jet tempur zionis ini menjadi serangan pertama sejak perjanjian gencatan senjata bulan lalu, kata media Lebanon.

Serangan tersebut menyasar kawasan antara kota Talia dengan Hizzine di distrik Baalbek, sebut kantor berita pemerintah NNA.Hingga berita diturunkan belum ada laporan mengenai korban maupun kerusakan.

Baca Juga

Israel menunjukkan kebiadabannya saat sebagian warga Kristen Lebanon merayakan Hari Natal. Serangan tersebut pun terjadi hanya sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pesan video  singkat pada Selasa (24/12/2024) untuk  mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani di seluruh dunia. 

Netanyahu menghargai dukungan dari teman-teman Kristennya saat mereka bertempur di tujuh garis depan, seperti dikutip dari Economic Times. 

“Orang-orang Israel bersatu dalam membela negara kami dari mereka yang bertekad menghancurkan kami. Kami mencari perdamaian dengan semua orang yang menginginkan perdamaian dengan kami,"ujar Netanyahu.

Otoritas Lebanon telah melaporkan sekitar 300 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak diberlakukan pada 27 November yang disepakati setelah Israel dan kelompok Lebanon Hizbullah bertempur selama 14 bulan.

Perdana Menteri Lebanon Najib Makati pada Selasa telah meminta komite pengawas gencatan senjata untuk menekan Israel agar berhenti melanggar kesepakatan.

Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel ke Lebanon pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan pekerja kesehatan, sementara 16.663 lainnya terluka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement