Jumat 20 Dec 2024 21:43 WIB

Israel Caplok Wilayah Suriah tanpa Perlawanan, Peringatan Iran Terbukti?

Iran berkali-kali peringatkan bahaya Israel atas Suriah

Tank Israel di sepanjang Jalur Alpha yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah, di kota Majdal Shams, Senin, 9 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Matias Delacroix
Tank Israel di sepanjang Jalur Alpha yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah, di kota Majdal Shams, Senin, 9 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa pendudukan rezim Israel di wilayah Suriah membuktikan bahwa peringatan Iran akan bahaya rezim tersebut terhadap wilayah tersebut adalah tepat.

Araghchi membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Mesir selama kunjungannya ke negara itu untuk menemani Presiden Iran Masoud Pezeshkian menghadiri KTT D-8 di Kairo.

Baca Juga

"Perilaku rezim Zionis dalam perang Gaza dan pembantaian lebih dari enam puluh ribu wanita, anak-anak, dan warga sipil di Gaza dan Lebanon, serta agresi rezim Zionis ke Suriah dan penghancuran infrastruktur pertahanan, ekonomi, dan infrastruktur sipil lainnya di negara tersebut, menunjukkan kebenaran peringatan Iran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Israel ke seluruh wilayah," kata diplomat tertinggi Iran itu dikutip Mehrnews, Jumat (20/12/2024).

Merujuk pada kehadiran penasihat militer Iran di Suriah dalam perang melawan ISIL dan kelompok teroris lainnya sebelum jatuhnya pemerintahan Bashar Assad, Araghchi memperingatkan kembalinya ancaman terorisme ke Suriah akibat runtuhnya institusi di negara tersebut yang akan menjadi ancaman bagi semua negara di kawasan.

Diplomat tinggi Iran itu mengatakan bahwa Iran berada di Suriah bukan untuk mendukung kekuasaan Assad di negara itu, melainkan untuk mendukung rakyat, kedaulatan nasional, dan keutuhan wilayah negara tersebut dari ancaman rezim Zionis dan ancaman teroris lainnya.

Sementara itu, Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi (D-8) dan negara-negara di Asia Barat untuk memprioritaskan upaya memberikan tekanan kepada rezim Israel agar menghentikan kekejamannya di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

Berbicara pada pertemuan mengenai situasi di Gaza dan Lebanon yang diadakan di sela-sela KTT D-8 ke-11 di Kairo pada Kamis (19/12), Pezeshkian menekankan bahwa mengakhiri kejahatan rezim Israel harus menjadi prioritas kemanusiaan dan etis bagi negara-negara kawasan dan anggota D-8.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Dia menguraikan posisi Iran mengenai perkembangan terkini di kawasan Asia Barat dan mengusulkan langkah-langkah untuk menghentikan konflik di Gaza serta mendukung penduduk kawasan tersebut pasca perang.

Presiden Pezeshkian menegaskan dukungan Iran terhadap kesepakatan apa pun di antara faksi-faksi Palestina dan menekankan perlunya menghormati hak untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa Palestina.

Presiden Iran itu menyerukan pembentukan program dukungan di dalam D-8 yang berfokus pada kebutuhan rekonstruksi di Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement