REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang-orang yang ditimpa kesedihan harus bersabar atas apa yang Allah SWT ujikan kepada mereka, merenungkan akibat-akibat kesabaran, dan membiarkan kelupaan menghapus lembaran-lembaran kesedihan dan kemurungan dari jiwanya, serta mengembalikan ketenangan dan kebahagiaan dalam hatinya, dan sarana-sarana untuk hal itu sangat banyak.
Berikut ini adalah sebagian dari sebab-sebab yang dapat menolong menghadapi kesedihan dan mengurangi kekuatannya terhadap hati nurani dan perasaannya.
Pertama, menerim ketetapan Allah SWT
Ini adalah salah satu sebab pengusiran kekhawatiran dan kesedihan, sedangkan kebalikannya adalah penyebab kesedihan, karena jika seseorang tidak menyerahkan hatinya kepada pengaturan Allah SWT, dia sejatinya akan membuka pintu-pintu kekhawatiran dan kesedihan bagi dirinya sendiri.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم«المؤمن القوي، خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف، وفي كل خير احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada segala sesuatu ada kebaikan. Carilah apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu berputus asa, dan jika sesuatu menimpamu, janganlah kamu berkata, 'Seandainya saja aku berbuat begini dan begitu,' tetapi katakanlah, 'Ini adalah takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki,' karena jika kamu melakukan itu, kamu membuka pekerjaan setan."
Ibnul Qayyim dalam kitab I’lam al-Muwaqqiin berkata, "Dia melarang seseorang setelah dia ditimpa musibah, lalu dia mengatakan apa yang ditakdirkan baginya, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya akan begini dan begitu."
Ini adalah dalih bagi pekerjaan setan, karena hal ini hanya akan menimbulkan kesedihan, penyesalan, kesempitan, ketidakpuasan terhadap takdir, dan keyakinan bahwa ia dapat mencegah takdir seandainya ia berbuat begini dan begitu, sehingga hal ini akan melemahkan rasa ridha, kepasrahan, kepasrahan, dan keyakinannya kepada takdir."
Kedua, Nabi SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari kesedihan dan segala sesuatu yang menyertainya, seperti kekhawatiran dan hal-hal lain yang dapat memutus hubungan hati dengan Allah SWT.
Hal ini karena kesedihan yang membawa kepada kepanikan, jika tidak segera ditanggulangi oleh pemiliknya, maka ia akan menguasainya hingga menjadi penyakit yang menghalangi seseorang untuk bekerja dan mencari nafkah.