REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dan jajaran menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, hari ini. Pertemuan yang berlangsung hangat di antara kedua belah pihak itu membicarakan pelbagai hal, utamanya Palestina.
Seperti diketahui, penjajahan Israel atas Palestina berlangsung puluhan tahun lamanya hingga kini. Bahkan, Jalur Gaza dalam setahun belakangan menjadi korban genosida yang dilakukan entitas zionis tersebut.
Secara terbuka, Haedar Nashir meminta AS melalui Duta Besar (Dubes) Kamala Shirin Lakhdir untuk concern terhadap kemerdekaan Palestina. Muhammadiyah menghendaki perdamaian untuk semua bangsa.
Karena itu, lanjut Haedar, solusi dua negara berdaulat (two-state solution) semestinya ditempuh agar menyudahi konflik Israel dan Palestina. AS berperan krusial dalam mewujudkan upaya ke arah itu.
“Karena kami tahu, Amerika Serikat memainkan peran tentang hak asasi manusia, perdamaian, dan juga tatanan dunia baru,” ujar Ketum PP Muhammadiyah, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).
Ia menambahkan, konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina berdampak luas bukan hanya di region Timur Tengah, melainkan juga Asia tenggara dan Indonesia. Karena itu, perlu banyak pihak berpartisipasi dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah konflik kemanusiaan ini.
Dalam rangka mendukung perjuangan bangsa Palestina, Muhammadiyah selama ini mencurahkan banyak bantuan, baik berupa karitatif, jangka menengah maupun jangka panjang. Sebagai contoh, tak sedikit perguruan tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA) yang memberikan beasiswa untuk mahasiswa dari Palestina.