Kamis 12 Dec 2024 06:53 WIB

Kisah Orang yang Murtad di Awal Islam

Ada peristiwa murtad yang terjadi di masa awal Islam.

Masjid tempat ibadah umat Islam
Foto: dok wiki
Masjid tempat ibadah umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Dalam catatan sejarah di masa awal Islam, ada seorang raja yang sudah masuk Islam, tetapi kemudian menjadi murtad. Hal itu terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA.

Raja tersebut adalah Raja Ghossan bernama Jablah bin Ayham bin Harits Al-A'raaz bin Syamar Al-Ghossani. Raja Jablah penguasa negeri Syam saat akan di-Qishas oleh Khalifah Umar karena memukul hidung saudaranya seimannya saat menunaikan ibadah haji.

Baca Juga

Nasiruddin S.AG MM dalam bukunya "Kisah Keadilan Para Pemimpin Islam" menceritakan saat itu setelah Jablah masuk Islam, Ia hendak menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji ke kota Makkah. Karena Jablah merupakan orang penting ia mengirim surat ke Madinah pusat pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab atas rencananya akan menunaikan ibadah haji.

"Surat itu isinya menginformasikan bahwa Jablah akan mengunjungi kota Madinah sebagai ibu kota pemerintahan Islam pada masa itu untuk bersilahturahmi dengannya setelah itu menunaikan ibadah haji," katanya.

Dengan senang hati Khalifah Umar Bin Khathab menerima maksud kedatangan tersebut. Umar berjanji akan melayaninya sebagai tamu kehormatan bagi khalifah di Ibu Kota Madinah.

Jablah bin Ayham bin Harits Al-A'raaz bin Syamar Al-Ghossani pun bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah sambil menyiapkan 500 orang yang terdiri dari keluarga kerajaan, kaum kerabat, handa taulan dan para pengawalnya untuk menunaikan ibadah haji di Kota Makkah.

Ketika rombongan tersebut sudah memasuki kota Madinah, Jablah bin Ayham mengutus pengawalnya untuk menginformasikan ke kedatangannya kepada Khalifah Umar bin Khathab. Betapa senangnya khalifah mendengar kedatangan raja Ghossan itu.

"Lalu Umar memerintahkan para penduduk kota Madinah menyambut kedatangannya sambil menyiapkan hidangan untuk tamu terhormat itu," katanya.

Sementara itu Jablah memerintahkan seratus orang pengawalnya untuk mengenakan pakaian ketentaraan yang terbuat dari sutra. Para pengawal tersebut dengan gagahnya mengendarai kuda yang berhiaskan emas, permata dan aneka hiasan lainnya.

Sedangkan Raja Jablah sendiri mengenakan mahkota yang bertahtakan intan permata dan berlian yang indah dan mahal. Pada saat rombongan kerajaan Al-Ghossani memasuki gerbang kota Madinah para Penduduk Madinah, maka keluar penduduk kota tersebut, tua muda anak-anak, kaum remaja, kaum bapak, kaum ibu sorak sorai menyambut kedatangan Raja Ghossan tamu kehormatan Khalifah Umar bin Khattab.  

Sementara itu para janda dan anak gadis setempat sangat terheran-heran dengan pakaian yang dikenakan raja Jablah saat itu. "Semua memuji keindahan dan kemewahan pakaian kerajaan tersebut," katanya.

Ketika sampai di kota Madinah, Raja Jablah langsung menemui Khalifah Umar untuk memberi tahu kedatangannya. Khalifah Umar langsung menyambut kedatangannya dengan penuh penghormatan dan ramah tamah seorang khalifah terhadap pembesar negeri lainnya.

"Assalamualaikum wahai amirul mukminin apa kabarnya Anda saat ini?"

" Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab Khalifah Umar dengan penuh kehormatan.

"Alhamdulillah berkat doa anda sekalian, sampai saat ini saya dalam keadaan sehat wal afiat," kata Umar.

Kemudian Umar Bin Khattab menjamu tamunya dengan ramah tamah serta menghidangkan makanan sebagai pengisi perut atas perjalanan yang melelahkan bagi raja Jablah Al-Ghossani bersama romobongan. Lalu keduanya ngobrol asik tentang kondisi keamanan dan kesejahteraan rakyat di negeri sekitar Syam.

Tak lama kemudian, raja Jablah Al-Ghossani berkata kepada Khalifah Umar. "Wahai Amirul Mukminin sebenarnya kedatangan saya ke kota Makkah nanti adalah untuk menunaikan ibadah haji tahun ini," katanya.

Khalifah Umar pun menyambut positif maksud kedatangannya seraya berkata. " Insya Allah saya juga akan melaksanakan ibadah haji tahun ini. Dan jika tidak keberatan bagaimana kita berangkat bersama-sama ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji," ajak Umar.

Akhirnya Khalifah Umar bersama-sama berangkat bersama rombongan kerajaan Al-Ghossani untuk melaksanakan ibadah haji. Sesampainya di Kota Makkah mereka bersama-sama melaksanakan tawaf qudum sebagai tanda kedatangan mereka di Baitullah Ka'bah dan mereka berbaur dengan kaum Muslimin lainnya melaksanakan tawaf dengan khusu dan khidmat.

Ketika Jablah sedang melakukan tawaf di sekeliling Ka'bah, tiba-tiba kain ihramnya tanpa disadari terinjak oleh kaki seorang lelaki dari bani Fazaroh, hingga terlepas dari tubuhnya. Betapa terkejut Jablah dengan hal itu. lalu dengan perasaan kesal ia pukul muka lelaki tersebut dengan tangannya hingga berdarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement