REPUBLIKA.CO.ID, Pemimpin oposisi Suriah Abu Muhammad al-Julani tampil di Masjid Umayyah usai mencatat kemenangan bersejarah atas rezim Bashar al-Assad pada Ahad (8/12/2024). Pria bernama asli Ahmad al-Sharaa tersebut muncul di masjid bersejarah itu dan membuat pernyataan jika jatuhnya Assad sebagai, “Kemenangan bagi negara Islam”.
Bukan tanpa alasan pria berusia 42 tahun memutuskan untuk tampil terbuka di hadapan publik untuk pertama kali di masjid yang dijuliki masjid putih tersebut. Masjid Umayyah merupakan masjid bersejarah.
Masjid megah itu selesai dibangun pada tahun 715 oleh Khalifah Umayyah keenam, al-Walid. Masjid ini dibangun di atas situs yang telah digunakan terus-menerus selama beberapa milenium sebagai rumah ibadah.
Dahulu, lokasi masjid tersebut merupakan sebuah kuil yang dibangun oleh orang Aram kuno, dan orang Romawi. Ketika Suriah berada di bawah kekuasaan Bizantium Kristen, kuil tua itu diubah menjadi katedral. Pada 634, Damaskus menjadi kota Bizantium besar pertama yang ditaklukkan oleh penguasa Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Rashidun pertama Abu Bakar dan jenderalnya Abu Ubaidah dan Khalid ibn-al Walid.
Dari kedatangan Islam hingga tahun 715, ketika Walid memulai pembangunan masjid baru, katedral lama berfungsi sebagai ruang sholat bagi komunitas Kristen dan Muslim di kota itu. Selama 80 tahun kedua komunitas menggunakan rumah ibadah itu.
Namun seiring dengan pertumbuhan komunitas Muslim, ada kebutuhan akan ruang sholat yang lebih banyak. Sehingga bangunan ini difungsikan penuh sebagai masjid dan umat Kristen dibuatkan bangunan baru.