REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kementerian Agama (Kemenag) telah selesai merevitalisasi Unit Percetakan Alquran (UPQ) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Dirjen Bimas Islam, Prof Kamaruddin Amin mengungkapkan, revitalisasi unit percetakan kitab suci umat Islam ini menghabiskan anggaran Rp 239 miliar.
"Proyek ini dibiayai oleh anggaran SBSN tahun 2023-2024 dengan total anggaran Rp 178 miliar pada tahun 2024 dan juga ada tambahan anggaran untuk Kementerian Agama sebesar Rp 61 miliar sehingga totalnya Rp 239 miliar," ujar Kamaruddin saat sambutan dalam acara peresmian Operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Quran di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).
Dia menjelaskan, revitalisasi ini berawal dari kondisi pencetakan Alquran yang menyedihkan di Indonesia. Pasalnya, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki percetakan Alquran yang sangat tidak representatif. "Waktu itu kami tergerak untuk merevitalisasi UPQ ini," ucap dia.
Menurut dia, perjuangan untuk merevitalisasi UPQ cukup panjang. Pihaknya mencoba membuat proposal dan presentasi ke Kedutaan Arab Saudi dan ke Uni Emirat Arab, tapi belum berhasil. Sebelumnya, pihaknya juga harus meyakinkan Bappenas dulu bahwa ini adalah proyek yang sangat penting bagi Indonesia.
"Kita berhasil meyakinkan dan Alhamdulillah kita buktikan bahwa pembangunan UPQ ini dengan anggaran berbasis pembangunan kita menganggarkan dua tahun dan berhasil selesai," kata Kamaruddin.
Dia pun menegaskan bahwa Percetakan Alquran Indonesia ini tidak jauh berbeda dengan Percetakan Alquran yang ada di Madinah. "Ini tidak jauh beda dengan percetakan Alquran di Madinah sekarang ini. Nanti Pak Menteri boleh berkunjung. Dan kalau kita melihat juga di Iran, saya kira tidak kalah," ujar dia melaporkan kepada menteri agama.