REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kasus penembakan oleh oknum anggota Polri menarik perhatian berbagai kalangan. Badai persoalan seolah sedang menimpa Polri secara bertubi-tubi. Yang kemudian menjadi pertanyaan apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mengapa hal ini bisa menimpa Polri?
Anggota Komisi III DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Wayan Sudarta, mengatakan mengingatkan kembali peristiwa penembakan oleh Ferdi Sambo terhadap Bharada Eliezer (Alm) yang sangat disayangkan.
Pada saat itu, kata dia, Komisi III DPR bagaikan terusik setelah beberapa saat dibuai dengan kinerja apik Polri selama masa Pandemi Covid-19. Masyarakat sontak kaget ketika peristiwa ini diberitakan dan mulai menerka atau mereka-reka pokok permasalahan kejadian tersebut.
Wayan menyebutkan, Komisi III saat itu mengingatkan Kapolri bahwa persoalan tersebut merupakan musibah besar namun menjadi momentum bagi Kapolri dan jajarannya untuk melaksanakan reformasi kultur dan struktur, tentunya dengan menjalankan revolusi mental.
Menurut Wayan, Polri kerap diindentikkan dengan pelanggaran HAM, penyalahgunaan kewenangan, kriminalisasi, backing atau keterlibatan dalam pelanggaran hukum, penegakan hukum yang tidak transparan dan akuntabel, dan rentan intervensi.
Belum lagi dikaitkan pula budaya hidup mewah, kekerasan, arogansi, dan kegiatan berpolitik. Namun tidak kunjung selesai, persoalan demikian malah makin terjadi, Polri pada saat ini benar-benar dalam kondisi “Darurat Reformasi”.
"Apa yang terjadi beberapa waktu belakangan ini terhadap institusi Polri sungguh sangat memprihatinkan dan disayangkan terjadi,” kata dia, dalam keterangannya ke media, Selasa (26/11/2024).
“Bagi saya dan tentunya Komisi III DPR, upaya reformasi atau transformasi Polri tentu bukan tidak sama sekali berjalan,” ujar dia menambahkan.
BACA JUGA: Pertempuran Sengit Dramatis 2 Pejuang Hizbullah Bantai Belasan Tentara Elite Israel
Dia mengatakan, banyak inovasi layanan publik yang telah dilahirkan dan peran Polri di masyarakat yang patut diapresiasi. Tanpa menegasikan beberapa keberhasilan Polri, di sisi lain semua pihak termasuk Kapolri harus mengakui bahwa tidak semua program perubahan tersebut berjalan mulus.
Wayan menyebut, beberapa persoalan masih terjadi seperti hal-hal diatas yang sebenarnya membutuhkan perubahan yang signifikan dan reformatif.