REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Sebuah jajak pendapat YouGov terbaru mengungkapkan bahwa Gereja Inggris sebagian besar tidak relevan bagi warga Inggris, sementara separuh penduduk percaya bahwa Gereja Inggris harus dibubarkan dari negara.
Jajak pendapat ini dilakukan di tengah skandal pelecehan anak dan peningkatan pesat ateisme dan identitas sekuler di Inggris.
Hal ini terjadi ketika agama-agama lain, terutama Islam yang merupakan agama terbesar dan paling cepat berkembang di dunia, terus mengalami pertumbuhan yang sehat di Inggris dan Wales.
Dilansir dari 5Pillar, Rabu (20/11/2024), jajak pendapat YouGov baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan nasionalis Inggris yang dilanda kepanikan terhadap masa depan CofE, di mana kehadiran reguler telah menurun drastis selama beberapa dekade.
Survei ini dilakukan sebelum kehebohan yang terjadi baru-baru ini atas penutupan Gereja terhadap skandal pelecehan anak oleh John Smyth, yang memaksa pengunduran diri Uskup Agung Canterbury Justin Welby pekan lalu.
Penelitian ini menemukan bahwa 39 persen publik memiliki opini yang tidak baik terhadap Gereja, dengan hanya 32 persen yang memiliki pandangan yang baik.
Hanya satu persen dari mereka yang ditanyai mengatakan bahwa Gereja memiliki "pengaruh yang besar" terhadap cara hidup sebagian besar orang di Inggris.
Sebanyak 12 persen mengatakan bahwa Gereja memiliki "pengaruh yang cukup besar" dan 53 persen mengatakan bahwa Gereja "tidak terlalu berpengaruh".
BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata
Seperlima - 20 persen - dari 2.177 orang dewasa yang ditanyai mengatakan bahwa Gereja tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Bangku kosong
Jumlah jemaat yang hadir di kebaktian Minggu CofE terus menurun setiap tahun selama beberapa dekade bahkan sebelum gereja-gereja ditutup selama pandemi Covid.
Angka-angka tersebut tampak pulih ketika gereja dibuka kembali setelah lockdown, tetapi angka-angka untuk 2023 menunjukkan 170 ribu lebih sedikit jemaat setiap minggu dibandingkan dengan 2019, turun dari 854 ribu menjadi 68 ribu.
Jajak pendapat YouGov juga menanyakan apakah Gereja harus dibubarkan dari negara dan tidak lagi menjadi "agama resmi" Inggris.