Rabu 13 Nov 2024 09:30 WIB

Kemenag Tetapkan 40 Siswa Madrasah Jadi Duta Moderasi Beragama

Moderasi beragama menguatkan masyarakat untuk cinta Tanah Air.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pembelajaran siswa madrasah.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi pembelajaran siswa madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 40 siswa madrasah sebagai duta Moderasi Beragama dalam acara Apresiasi Inisiator Muda Moderasi Beragama (IMMB) tahun 2024 di Bekasi, Senin (11/11/2024). Puluhan siswa Inisiator Muda Moderasi Beragama tersebut terpilih setelah melalui tahap seleksi, penilaian dan presentasi.

Siswa Madrasah Aliyah (MA) dari berbagai provinsi ini selanjutnya akan membawa misi mensosialisasikan moderasi beragama di kalangan sebaya dan publikasi melalui media sosial (medsos).

Baca Juga

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Abu Rochmad mengatakan, saat ini Indonesia memiliki tantangan besar untuk dapat menstimulasi cara pandang, sikap dan perilaku generasi muda dalam beragama di tengah keberagaman, termasuk siswa madrasah. Selain itu, generasi muda juga memiliki tantangan menghadapi kelompok yang memiliki cara pandang intoleran.

“Dua hal ini dapat berpengaruh pada siswa di Madrasah. Untuk mengantisipasi hal demikian maka di sinilah peran Duta Moderasi diperlukan," ujar Abu Rochmad dalam siaran pers yang diterima Republika pada Senin (11/11/2024).

Dia berharap, pengukuhan siswa madrasah sebagai inisiator muda moderasi beragama ini menjadi langkah yang tepat dalam memperkuat peran siswa madrasah menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan madrasah dan masyarakat umum.

Abu Rochmad menjelaskan, program ini menjadi salah satu upaya menguatkan pemahaman dan praktik beragama agar sesuai dengan esensinya. Ada pun esensi beragama yang harus dihayati yaitu menjaga harkat, martabat, dan peradaban manusia, bersikap moderat, dan tidak berlebihan, sehingga mampu menciptakan lingkungan yang harmonis di antara sivitas akademika, menghargai perbedaan, menciptakan persatuan, dan menolak ekstrimisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement