Sabtu 09 Nov 2024 11:05 WIB

MUI dan YADIM Malaysia Akan Gelar Konferensi Dakwah ASEAN

Konferensi ini membahas upaya-upaya maksimalkan fungsi syiar Islam di Asia Tenggara

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis.
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan lawatan ke Yayasan Dakwa Islamiyah Malaysia (YADIM) di Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), Kuala Lumpur, Malaysia. Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan, kunjungan ini berlangsung hangat dan akrab. Delegasi dari Tanah Air diterima oleh Ketua Yadim, Datuk Hasanudin bin Yunus, beserta jajarannya.

Menurut Kiai Cholil Nafis, kedua belah pihak membahas pelbagai hal dalam pertemuan tersebut. Di antaranya mengenai rencana penyelenggaraan konferensi dakwah se-Asia Tenggara.

Baca Juga

"Banyak hal yang dibahas dan didiskusikan dalam pertemuan itu. Di antaranya, tentang rencana konferensi dakwah se-Asia Tenggara. Ini akan dilaksanakan di Malaysia pada awal tahun 2025," ujar Kiai Cholil kepada Republika, Sabtu (9/11/2024).

Ia menjelaskan, konferensi tersebut akan membahas upaya-upaya untuk memaksimalkan fungsi syiar Islam di Asia Tenggara. Misalnya, dakwah di daerah perbatasan RI-Malaysia dan antarnegara-negara di ASEAN. Kemudian, rencana penguatan dakwah di negara-negara minoritas Muslim serta dan pelatihan untuk peningkatan kualitas dai negara-negara.

"Di ASEAN, tentunya kita akan meperbanyak dialog lintas agama dan penguatan kapasitas dai untuk menyebarkan dakwah wasathiyah," ucap dia.

Selain itu, lanjut Kiai Cholil, konferensi tersebut akan mendiskusikan penguatan perdamaian di Asia Tenggara. Tak ketinggalan, para peserta juga akan membahas soal penjajahan Israel di bumi Palestina serta penguatan harmoni antar umat-beragama.

"Kalau Palestina, tentunya selain bantuan kemanusiaan kita akan mendorong gencatan senjata dan memfasilitasi dialog perdamaian dengan solusi dua negara, two-state solution," kata Kiai Cholil.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok, Jawa Barat, ini berharap, ke depannya Indonesia dan Malaysia bisa berada di garis terdepan dalam menggerakkan harmoni dakwah di Asia Tenggara.

"Berharap Indonesia dan Malaysia menjadi penggerak utama harmoni dakwah di negara-negara se-ASEAN. Dakwah yang inspiratif dan wasathiyah (moderat)," jelas Kiai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement