Selasa 22 Oct 2024 04:00 WIB

Gelar Kemah Santri, Muhammadiyah Ajak Lanjutkan Perjuangan Kiai Dahlan dan Mbah Hasyim

Kemah Santri dilaksanakan untuk memperingati Hari Santri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi: Santri belajar di pesantren.
Foto: Andolu Agency
Ilustrasi: Santri belajar di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) PP Muhammadiyah menggelar Kemah Santri Muhammadiyah Nasional (KSMN) pertama di Bumi Perkemahan Kampoeng Karet, Karanganyar pada 20-22 Oktober 2024. Kemah Santri dilaksanakan untuk memperingati Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2024 dengan tema "Peran Santri dalam menjaga Moral Bangsa".

Ketua Lembaga Pembinaan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Masykuri mengatakan, sekarang ini santri hidup di era globalisasi dan digitalisasi, serta menghadapi tantangan degradasi moral. Karena itu, dia mengajak para santri untuk melanjutkan perjuangan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. 

Baca Juga

"Oleh karena itu kita perlu terus berjuang meneruskan perjuangan para pendiri bangsa dan tokoh ulama antara lain KH Ahmad Dahlan dan KH Hasym Asy’ari adalah dua tokoh Islam pejuang yang mengantarkan Indonesia merdeka," ujar Masyukri kepada Republika.co.id, Senin (21/10/2024). 

Selain itu, dia juga mengajak santri Muhammadiyah untuk melanjutkan perjuangan Panglima Jenderal Soedirman, tokoh kepanduan Hizbul Wathan (HW) ditetapkan berdasarkan pada Muktamar HW pada 27 Juli 2023 di Malang. Menurut dia, Jenderal Soedirman adalah hasil didikan Muhammadiyah yang berjuang melalui jalur Tentara Nasional Indonesia. 

"Negara kita tercinta ini perlu terus dijaga dengan menyiapkan generasi penerus yang memiliki akhlak mulia dan jiwa patriot untuk melanjutkan perjuangan para pendulu yang telah berjuang memerdekakan Indonesia tercinta ini," ucap dia. 

Masykuri bersyukur acara KSMN perdana ini dihadiri sebanyak 1.250 peserta yang didampingi pembimbing yang terbagi dalam 125 regu. Mereka adalah santri putra dan putri dari 13 provinsi di seluruh Indonesia.

"Mereka yang belum bisa hadir, insyaAllah pada KSMN yang kedua nanti akan ikut serta. InsyAlah KSMN ini dirancang setiap dua tahun sekali," kata Masykur.

Menurut dia, salah satu tujuan diselenggarakannya KSMN ini untuk menjalin dan mengokohkan tali persaudaraan antar sesama calon kader dan pemimpin pada masa yang akan datang yang pada saat ini sedang menempuh pendidikannya di Pesantren Muhammadiyah. 

Selama tiga hari dua malam para santri akan berada di kemah untuk menguatkan pengamalan nilai-nilai utama yang terkandung dalam janji HW yang telah ditanamkan di PesantrenMu, yaitu dapat dipercaya, setia dan teguh hati, siap menolong dan wajib berjasa, cinta perdamaian dan persaudaraan, sopan santun dan perwira, melaksanakan perintah tanpa membantah, menyayangi semua mahluk, sabar dan pemaaf, serta suci dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan. 

Dalam KSMN ini santri yang diberi mandat oleh masing-masing LP2 Pimpinan Wilayah juga mengikuti berbagai jenis lomba. Diantaranya, Musabaqoh Hifdzil Qur’an, Musabaqoh Tilawatil Qur’an, Musabaqoh Fahmil Qur’an, Musabaqoh Hifdzil Hadits, Musabaqoh Qiroatil Kutub, Pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa Inggris, Film Pendek tentang Menjaga Moral Bangsa, Call for Paper, dan Lomba Baris Berbaris variasi. 

Selain itu, dalam KSMN ini LP2 PP Muhammadiyah juga menggelar kegiatan Seminar Nasional dengan tema "Peran Santri dalam menjaga Moral Bangsa." Seminar ini menghadirkan tokoh pesantren dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof KH. M Din Syamsuddin.

Dalam acara ini, Masykuri juga menyampaikan perkembangan pesantren Muhammadiyah yang cukup signifikan. Secara kuantitatif menjelang Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar, jumlah PesantrenMu hanya ada 127 yang tersebar pada 15 provinsi di seluruh Indonesia. Lalu, pada Muktamar ke-48 Tahun 2022 di Surakarta menjadi 440 dan pada 2024 jumlahnya menjadi 444 pesantren yang tersebar pada 27 provinsi.

Provinsi yang belum ada pesantrennya hanya Kepulauan Seribu, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tangah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.  

"Perkembangan PesantrenMu yang cukup pesat ini perlu kita syukuri, karena di PesantrenMu inilah sebagai pusat penyiapan kader ulama, pemimpin, dan pendidik yang mampu berbuat, berkontribusi bagi pembangunan masyarakat, agama, bangsa, dan negara," jelas Masykuri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement