Jumat 18 Oct 2024 07:30 WIB

MUI Berharap Menlu Baru Lakukan Langkah Strategis untuk Bela Palestina

MUI mendorong menlu baru lakukan langkah strategis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim
Foto: istimewa
Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Sudarnoto Abdul Hakim berharap, Menteri Luar Negeri yang baru dalam kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk membela Palestina di panggung internasional.

"Indonesia dengan menteri luar negeri yang baru ke depan ini menurut saya perlu langkah-langkah yang juga sangat strategis untuk menyempurnakan beberapa keberhasilan yang dilakukan oleh negara-negara pembela Palestina," ujar Sudarnoto saat dihubungi Republika pada Kamis (17/10/2024).

Baca Juga

Menurut dia, negara-negara pembela Palestina selama ini telah berhasil melakukan beberapa hal. Misalnya, melalui Afrika Selatan kasus ini telah diangkat di Mahkamah Internasional (ICJ). Menurut dia, PBB meminta agar Mahkamah Internasional itu memberikan semacam fatwa terkait dengan genosida, penghancuran kemudian okupasi yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

"Dan pendapat atau fatwa yang diberikan oleh ICJ sudah ada, tinggal sekarang ini adalah tahap untuk memberikan keputusan di Dewan Keamanan PBB. Nah ini yang sedang kita tunggu," ucap Sudarnoto.

"Karena itu kehadiran Presiden yang baru Pak Prabowo dan juga Menteri melalui Menteri Luar Negeri menurut saya perlu melakukan langkah-langkah yang yang sangat penting untuk melakukan pembicaraan-pembicaraan diplomatik dalam berbagai pertemuan," kata dia.

Tidak hanya itu, menurut dia, Menlu yang baru nantinya juga perlu meyakinkan Amerika untuk tidak lagi melakukan veto pada sidang Dewan Keamanan PBB di dalam rangka memutuskan atau menindaklanjuti fatwa dari ICJ.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional ini menjelaskan, selama 10 tahun Retno Marsudi menjadi Menteri Luar Negeri sepak terjang dan langkah-langkah politiknya, khususnya yang terkait dengan Palestina cukup sangat kontributif.

"Dan posisi Indonesia dalam konteks di mata masyarakat internasional, terutama di kalangan negara-negara anggota PBB, ini mendapatkan tempat yang sangat khusus. Terutama sejak perisiwa-perisiwa yang terakhir ini, Indonesia melalui Bu Retno Marsudi itu sangat tegas sekali," kata Sudarnoto.

Pertama, menurut dia, Menlu Retno Marsudi telah melakukan kritik terhadap negara-negara Barat sebagai negara-negara yang hipokrit. Karena, negara Barat itu hanya berbicara tentang hak asasi manusia, perlindungan terhadap anak-anak, dan berbicara tentang keadilan. Namun, semua itu hanya omongan belaka.

"Tetapi semua ini tidak bisa dibuktikan, terutama dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan Palestina. Genosida terus dibiarkan sampai hari ini. Bahkan ekskalasi penyerangan yang dilakukan oleh Israel sudah kemana-mana, sampai ke Lebanon Selatan dan ini sangat mengkhawatirkan," jelas Sudarnoto.

Dia menjelaskan, posisi Indonesia sekarang ini sangat diperhitungkan dunia. Namun, menurut dia, masalah-masalah terkait dengan Palestina kedepannya akan semakin rumit. Bahkan, tingkat pembunuhan juga sudah semakin meningkat.

"Ini membutuhkan kehadiran Indonesia, tentu saja bersama dengan negara-negara lain, untuk melakukan langkah-langkah yang lebih terukur di dalam upaya penyelesaian masalah-masalah Palestina dan Israel," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement