Rabu 16 Oct 2024 17:07 WIB

Kisah Pencuri Yahudi Masuk Islam dan Khalifah Ali

Ali bin Abi Thalib yakin, orang Yahudi itu telah mencuri bajunya.

Ali bin Abi Thalib
Foto: dok wiki
Ali bin Abi Thalib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu kali, menjelang azan subuh, Ali bin Abi Thalib melewati kawasan permukiman Yahudi. Kaum ini termasuk kafir dzimmi sehingga memeroleh perlindungan negara.

Tiba-tiba, Khalifah Ali melihat ada sebuah baju perang dijemur di depan salah satu rumah. Keponakan Rasulullah Muhammad SAW itu pun menghampirinya.

Baca Juga

Ia memerhatikan baik-baik keadaan baju perang itu. Yakinlah ia bahwa benda itu adalah miliknya.

Sesudah memimpin shalat subuh berjamaah, Ali kembali lagi ke tempat itu. Dia lantas mengetuk pintu. Keluarlah si pemilik rumah.

"Wahai Yahudi, bagaimana keadaanmu?" tanya Ali.

"Baik-baik saja, wahai khalifah," jawab si Yahudi ini.

Ali kemudian menunjuk pada baju perang yang sedang dijemur. "Aku melihat ada baju perang di depan rumahmu. Apakah itu kepunyaanmu?" selidik Ali.

"Baju itu dijemur di rumahku. Tentu saja baju perang itu punyaku," terang pria Yahudi itu.

"Tapi aku yakin baju ini milikku," tegas Ali lagi.

Orang Yahudi itu toh tetap bertahan pada argumentasinya. Ali kemudian mengajaknya ke pengadilan saat itu juga.

Sampailah keduanya di gedung pengadilan. Ali masuk, diikuti si Yahudi. Dengan mata kepalanya sendiri, orang kafir dzimmi itu melihat tidak ada perlakuan khusus terhadap sang khalifah.

Begitu Ali mengucapkan salam, seisi ruangan menjawabnya. Sesudah itu, tidak terjadi apa-apa.

"Wahai khalifah, silakan mengantre," kata hakim.

Ali pun menuju ke barisan antrean dari yang paling belakang. Beberapa lama kemudian, dia pun bisa mendaftarkan perkaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement