Rabu 16 Oct 2024 13:00 WIB

Amerika Mulai Bicara Embargo Ekspor Senjata kepada Israel, Begini Penjelasannya

Amerika menuntut Israel segera memperbaiki keadaan di Gaza Palestina.

Massa menggelar aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa menggelar aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menuntut agar Israel memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam 30 hari, sekitar satu minggu setelah pemilihan presiden pada 5 November, atau berisiko menghadapi embargo senjata dari AS, menurut laporan yang diterbitkan pada Selasa (15/10).

Surat dari Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Minggu (13/10), yang diperoleh oleh beberapa media, mengatakan sangat tegas dan merinci berbagai masalah yang dapat membahayakan pemberian bantuan lebih lanjut.

Baca Juga

"Kami menulis untuk menegaskan kembali kekhawatiran mendalam pemerintah AS terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza, dan meminta tindakan mendesak dan berkelanjutan oleh pemerintah Anda bulan ini untuk membalikkan situasi itu," tulis Blinken dan Austin, menurut salinan surat yang diunggah di media sosial oleh seorang reporter Axios.

"Kami sangat khawatir bahwa tindakan terbaru pemerintah Israel, termasuk penghentian impor komersial, penolakan atau menghalangi hampir 90 persen gerakan kemanusiaan antara Gaza utara dan selatan pada September, pembatasan berlebihan terkait penggunaan ganda, serta penerapan persyaratan bea cukai dan tanggung jawab yang memberatkan bagi staf kemanusiaan dan pengiriman - bersama dengan meningkatnya tindakan kejahatan dan penjarahan - berkontribusi pada memburuknya kondisi di Gaza dengan cepat," tambah mereka.

Jumlah bantuan internasional yang telah masuk ke Gaza sejak Israel berjanji untuk meningkatkan pengiriman pada Maret dan April telah turun lebih dari 50 persen dan pada September pengiriman mencapai titik terendah dalam setahun, tulis Austin dan Blinken.

Para pejabat tersebut mengatakan bahwa departemen mereka "wajib" mematuhi undang-undang AS "terus menilai kepatuhan pemerintah Anda terhadap" janji untuk tidak menghalangi bantuan AS dan bantuan internasional yang didukung AS.

Mereka menyerukan kepada Israel untuk meningkatkan semua bantuan internasional di seluruh Gaza menjelang musim dingin, termasuk dengan mengizinkan setidaknya 350 truk masuk ke wilayah pesisir tersebut per hari, dan memastikan bahwa koridor komersial serta koridor yang dioperasikan oleh Yordania beroperasi dengan "kapasitas penuh dan terus-menerus."

Surat tersebut juga menyerukan Israel untuk "mengakhiri isolasi Gaza utara" dengan menegaskan kembali bahwa Israel tidak akan memaksa warga sipil Palestina mengungsi ke selatan, serta memastikan kelompok-kelompok kemanusiaan "memiliki akses berkelanjutan" ke utara.

Israel telah meningkatkan serangannya di Gaza utara dalam beberapa hari terakhir, menewaskan banyak warga sipil Palestina dan memerintahkan mereka untuk melarikan diri. Banyak yang mencoba melarikan diri melaporkan bahwa mereka justru diserang oleh Israel.

Austin dan Blinken mengatakan sangat penting bahwa AS dan Israel membentuk "saluran baru" untuk membahas apa yang mereka sebut sebagai "insiden kerugian sipil," dengan mengatakan bahwa "keterlibatan yang dilakukan sejauh ini belum memberikan hasil yang diperlukan." Mereka meminta pertemuan pertama mekanisme tersebut diadakan sebelum akhir Oktober.

Baik Pentagon maupun Departemen Luar Negeri tidak menanggapi permintaan komentar terkait surat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement