REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Perwakilan Tetap Irak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Abbas Kadhim Obaid pada Rabu (2/10/2024), mengingatkan, serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Lebanon dan Gaza semakin mendorong kawasan tersebut ke dalam konflik berskala penuh.
Dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, Obaid menyerukan keputusan yang segera dan efektif untuk mencapai gencatan senjata. Obaid mencatat bahwa Dewan Keamanan PBB tidak mau bertindak, sehingga membuka pintu bagi Israel untuk melanjutkan pelanggarannya (kejahatannya), menurut Kantor Berita Irak (INA).
Kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk mencegah Israel melakukan kejahatan menyeret kawasan tersebut ke dalam konflik yang lebih luas, menurut Obaid, dikutip dari laman Iraq News, Kamis (3/10/2024).
Pada Selasa (1/10/2024), Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Israel, di mana hampir 200 rudal balistik menargetkan kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv.
Iran melakukan serangan ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Iran Abbas Nilforoushan di ibu kota Lebanon, Beirut. Serta pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebelumnya di Iran.
Pengeboman rudal Iran dimulai beberapa jam setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat di Lebanon selatan. Israel melakukan serangan ke Lebanon dalam upaya untuk melenyapkan pejuang Hizbullah dan menjamin kembalinya warga Israel yang dipaksa meninggalkan daerah mereka karena serangan Hizbullah.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa operasi itu dilakukan dengan bantuan militer langsung dan sesuai dengan perintah dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) negara itu.
IRGC telah berjanji untuk menanggapi setiap reaksi militer oleh Israel terhadap operasi ini dengan serangan yang lebih dahsyat dan kuat, dengan mencatat bahwa serangan rudal itu hanyalah awal dari serangkaian operasi.