Di tingkat nasional, Sutan menjelaskan, data Kajian Ekonomi Dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 oleh Bank Indonesia mengungkapkan bahwa pangsa pasar aktivitas usaha syariah di Indonesia mencapai 46,71 persen dari PDB atau Rp 9.826,8 triliun.
Sutan mengatakan bahwa sektor halal value chain (HVC) juga tumbuh sebesar 3,9 persen dan berkontribusi hampir 23 persen terhadap perekonomian nasional pada 2023 dengan ditopang oleh berbagai sektor unggulan, yaitu pertanian, makanan dan minuman, pariwisata, serta fesyen.
Sedangkan kontribusi pembiayaan syariah bagi UMKM mencapai Rp161,03 triliun per Maret 2024, atau 81,66 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) serta hampir 60 persen dari target Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024.
Ia pun berharap dengan adanya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, maka nilai transaksi ekonomi syariah serta tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dapat semakin meningkat.
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa tingkat literasi ekonomi syariah masyarakat Indonesia baru mencapai 28 persen, tingkat literasi keuangan syariah tercatat 39 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangan syariah hanya 12,88 persen.
“Target dari Bapak Wakil Presiden (Ma’ruf Amin) itu pada tahun depan untuk mencapai 50 persen. Nah, itu yang sedang kami dorong bersama-sama,” imbuh Sutan.