Senin 30 Sep 2024 13:30 WIB

Masjid Harus Dikembangkan Jadi Pusat Pemberdayaan Masyarakat

BAZNAS RI optimalkan masjid jadi episentrum kesejahteraan masyarakat.

Masjid Agung al-Falah di Kota Jambi, Provinsi Jambi. Tempat ibadah ini dijuluki sebagai Masjid Seribu Tiang oleh masyarakat lokal
Foto: DOK ANTARA Wahdi Septiawan
Masjid Agung al-Falah di Kota Jambi, Provinsi Jambi. Tempat ibadah ini dijuluki sebagai Masjid Seribu Tiang oleh masyarakat lokal

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengoptimalkan peran masjid sebagai episentrum kesejahteraan baru bagi masyarakat melalui program BAZNAS Microfinance Masjid (BMM).

Baca Juga

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat, menyatakan bahwa program BMM merupakan inisiatif penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dalam bentuk fasilitasi permodalan usaha.

"Program ini ditujukan, khususnya bagi pengusaha-mustahik (penerima zakat) jamaah masjid dalam kelompok usaha mikro dan ultra mikro, dengan masjid sebagai mitra utama BAZNAS dalam pelaksanaannya," ujarnya.

Saidah menjelaskan bahwa BMM merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang dikelola oleh Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM), untuk memberdayakan jamaah di sekitar masjid yang memiliki usaha berskala mikro dan kecil,” ujar Saidah.

Menurut Saidah, BMM menjadi salah satu program prioritas nasional BAZNAS pada 2025.

“BAZNAS ingin hadir sebagai ikhtiar menyelamatkan jemaah dari hal-hal yang menjerumuskan, salah satunya melalui program yang berbasis dari masjid yang diisi dengan kegiatan maslahat, di antaranya melalui program BMM,” jelasnya.

Arah pengembangan BMM adalah terbentuknya koperasi syariah berbasis masjid sebagai simpul pengembangan potensi sosial ekonomi umat.

“Kita memiliki BAZNAS di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka dari itu kita akan mendorong program ini untuk kegiatan ekonomi umat," imbuh dia.

Saidah berharap, program ini dapat mendorong perekonomian masyarakat khususnya UMKM yang ada di sekitar masjid.

“Karena lewat program ini diharapkan dapat membantu para mustahik untuk memiliki pendapatan yang lebih stabil, bahkan menjadikan mereka sebagai pemberi zakat,” pungkas Saidah.

Turut hadir dalam Rakornas tersebut, Ketua BAZNAS RI Prof Noor Achmad Wakil Ketua BAZNAS RI Mo Mahdum, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Teknologi dan Informasi Prof M. Nadratuzzaman, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Koordinasi Nasional Achmad Sudrajat, Deputi BAZNAS RI Bidang Pengumpulan M. Arifin Purwakananta, Deputi BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Muhammad Imdadun Rahmat, serta Pimpinan BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota beserta jajarannya.

Rakornas BAZNAS 2024 diselenggarakan di Balikpapan selama tiga hari pada 25-27 September 2024, dihadiri 1.200 peserta dari unsur Pimpinan BAZNAS se-Indonesia dari Pusat, 38 provinsi, dan 514 kabupaten/kota dengan mengangkat tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement