Selasa 02 Dec 2025 12:35 WIB

Masyarakat Diimbau Salurkan Bantuan Melalui Lembaga Resmi, Bukan Penggalangan Dana Pribadi

Penggalangan donasi pribadi bisa berujung pidana.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Warga mengumpulkan bantuan yang didistribusikan dari Helikopter Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja di daerah terisolir akibat bencana di Nagari Tiku V Jorong, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). TNI-AU melalui Lanud Sutan Sjahrir Padang mendistribusikan 4.500 kilogram logistik untuk korban banjir bandang di Maligi, Pasaman Barat, Sungai Pua Palembayan dan Tiku V Jorong di Agam.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga mengumpulkan bantuan yang didistribusikan dari Helikopter Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja di daerah terisolir akibat bencana di Nagari Tiku V Jorong, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). TNI-AU melalui Lanud Sutan Sjahrir Padang mendistribusikan 4.500 kilogram logistik untuk korban banjir bandang di Maligi, Pasaman Barat, Sungai Pua Palembayan dan Tiku V Jorong di Agam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramainya penggalangan dana pribadi di media sosial untuk korban banjir Sumatra menarik perhatian publik. Tokoh terkenal, influencer, hingga akun-akun anonim berlomba-lomba mengajak masyarakat berdonasi, namun praktik ini sekaligus memunculkan pertanyaan tentang legalitas dan keamanan penyaluran bantuan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, KH Noor Achmad mengatakan bahwa penggalangan dana yang tidak resmi, baik dilakukan pribadi maupun lembaga untuk bencana atau untuk apapun tidak dibenarkan dan bisa masuk ranah pidana.

Baca Juga

"Kami menghimbau agar penggalangan dana dilakukan oleh lembaga resmi seperti Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan disalurkan secara resmi dengan tahapan-tahapan yang jelas transparan dan akuntabel," kata Kiai Noor kepada Republika, Selasa (2/12/2025)

Baznas RI menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut bertanggung jawab terhadap penggalangan donasi liar.

Kiai Noor menambahkan bahwa Baznas menghargai niat baik para relawan yang telah berusaha keras ikut membantu meringankan beban saudara-saudara yang terkena bencana. Akan tetapi sebaiknya bisa dikoordinir dengan baik apakah itu perolehannya dan pendistribusiannya.

Sebelumnya, Rumah Zakat melalui Rumah Zakat Action terus mengintensifkan respon kemanusiaan atas rangkaian bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh, sejak pertengahan hingga akhir November 2025.

Direktur Program Rumah Zakat, Murni Alit Baginda mengatakan, hingga awal Desember 2025, Rumah Zakat telah menyalurkan puluhan ribu bantuan kemanusiaan untuk mendukung kebutuhan darurat para penyintas. Total bantuan utama yang telah disalurkan meliputi 20.000 paket Superqurban, 1.950 paket makanan siap saji, 400 cup layanan pos hangat, serta 69 paket shelter kit untuk pengungsi.

"Selain itu, Rumah Zakat juga menyalurkan air bersih, bantuan pangan darurat, serta 15 paket alat kebersihan ke berbagai titik terdampak," kata Murni melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Senin (1/12/2025)

Untuk memperkuat respon lapangan, Murni mengatakan, Rumah Zakat telah menurunkan 2 unit mobil rescue, 2 unit ambulans, serta mengerahkan 23 orang relawan kemanusiaan yang bertugas di berbagai wilayah terdampak di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Aksi ini mencakup evakuasi korban, distribusi logistik, layanan darurat, serta pendampingan pengungsi di lokasi-lokasi dengan dampak terparah.

Seiring dengan distribusi bantuan yang terus berjalan, dampak kemanusiaan akibat rangkaian bencana di Pulau Sumatera tercatat sangat besar. Berdasarkan rekapitulasi data dari laporan lapangan Rumah Zakat Action, total korban meninggal dunia mencapai 443 jiwa, 192 orang dinyatakan hilang, serta 709 orang mengalami luka-luka.

"Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi mencapai 289.002 jiwa, dan total warga terdampak secara keseluruhan mencapai 2.061.322 jiwa," ujarnya.

Murni menambahkan, selain korban jiwa, bencana juga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman dan infrastruktur, mulai dari puluhan ribu rumah terdampak, ratusan akses jalan rusak dan terputus, jembatan roboh, fasilitas kesehatan dan fasilitas ibadah terdampak, hingga ribuan hektare lahan pertanian yang rusak. Kondisi ini semakin memperberat proses evakuasi dan distribusi bantuan, khususnya di wilayah-wilayah yang hingga kini masih mengalami keterisolasian.

Rumah Zakat menegaskan bahwa respon kemanusiaan tidak akan berhenti pada fase tanggap darurat semata. Setelah tahap penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar, Rumah Zakat akan melanjutkan pendampingan ke fase pemulihan, rehabilitasi, dan penguatan ketahanan penyintas, dengan fokus pada penyediaan sembako, air bersih, selimut, family kit, obat-obatan, tenda pengungsian, serta dukungan psikososial.

"Melalui gerakan kemanusiaan ini, Rumah Zakat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bergotong royong membantu para korban bencana di Pulau Sumatera agar dapat segera bangkit dan kembali menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat," kata Murni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement