Ahad 29 Sep 2024 19:48 WIB

Mengenal Az-Zahrawi, Dokter Bedah Pertama yang Merinci Operasi Kanker Payudara

Karya Az-Zahrawi yang berjudul At-Tasrif disebut pencapaian tertinggi di dunia bedah.

Rep: Mgrol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Abu al Qasim Khalaf bin Abbas Az Zahrawi, yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya Albucasis
Foto: About Islam
Abu al Qasim Khalaf bin Abbas Az Zahrawi, yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya Albucasis

REPUBLIKA.CO.ID, Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas Az-Zahrawi, atau dikenal di Barat sebagai Albucasis, adalah seorang dokter bedah Muslim yang hidup pada abad ke-10. Dia diakui sebagai tokoh penting dalam sejarah kedokteran.

Lahir pada tahun 938 di Cordoba, Andalusia, Az-Zahrawi menjadi pelopor dalam ilmu bedah dengan karya monumental yang telah berpengaruh hingga abad modern.

Baca Juga

Di bawah pemerintahan dinasti Umayyah di Andalusia, Cordoba berkembang menjadi pusat intelektual dan budaya. Cordoba menarik para ilmuwan dan dokter terkemuka dari berbagai belahan dunia. 

Dalam suasana yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan ini, Az-Zahrawi menyusun At-Tasrif, sebuah ensiklopedia medis yang terdiri dari 30 risalah. At-Tasrif mencakup berbagai ilmu di bidang kedokteran, termasuk kebidanan, kesehatan ibu dan anak, anatomi, dan bedah.

Karyanya tersebut bahkan dinilai menjadi pencapaian tertinggi dalam dunia bedah abad pertengahan. Volume terakhir dari ensiklopedia ini, On Surgery, menjadi teks bedah independen pertama yang pernah ada. On Surgery memiliki ilustrasi lebih dari 200 instrumen bedah, banyak di antaranya dirancang oleh Az-Zahrawi sendiri. Beberapa ilustrasi tersebut bahkan masih digunakan dalam dunia medis modern.

"Tidak hanya berfokus pada teknik bedah, Az-Zahrawi juga memperkenalkan prosedur perawatan luka, penggunaan antiseptik, dan inovasi dalam pembedahan seperti penggunaan jahitan dari usus hewan serta forsep obstetrik,"dilansir dari laman aboutislam.net.

Az-Zahrawi adalah orang pertama yang merinci operasi untuk kanker payudara dan batu kandung kemih, yang kemudian menjadi rujukan standar di Eropa. 

Pengaruh besar Az-Zahrawi terlihat dari banyaknya dokter Eropa abad pertengahan yang mengutip karyanya, termasuk "Guy de Chauliac", seorang ahli bedah, yang menyebut Az-Zahrawi lebih dari 200 kali dalam karyanya. 

At-Tasrif juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin hingga lima kali, mempercepat penyebaran pengetahuan medisnya ke seluruh Eropa.

Kehebatan dan warisan Az-Zahrawi sebagai ahli bedah Muslim terus diakui dan dihormati hingga saat ini. Karyanya yang fenomenal menjadikan Az-Zahrawi sebagai salah satu pelopor dalam perkembangan ilmu kedokteran dan bedah dunia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement