Rabu 22 Oct 2025 08:52 WIB

Jerman Tolak Merawat Anak Korban Perang Gaza

Penolakan tersebut disesalkan Wali Kota Hannover Belit Onay

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Amna Foujo berduka atas jenazah kedua anaknya, Abdullah (10 tahun) dan Awad Foujo (13), yang syahid akibat serangan Israel , saat pemakaman mereka di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Amna Foujo berduka atas jenazah kedua anaknya, Abdullah (10 tahun) dan Awad Foujo (13), yang syahid akibat serangan Israel , saat pemakaman mereka di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 23 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN — Pemerintah Jerman telah menolak menerima 20 anak yang terluka dan trauma dari Jalur Gaza untuk menjalani perawatan di negara tersebut. Pemerintah Kota Hannover menjadi pihak yang mengusulkan agar ke-20 anak Palestina asal Gaza itu dirawat di Jerman. 

"Kami sangat menyesalkan tanggapan dari Kementerian Dalam Negeri Federal. Penolakan ini mengecewakan dan tidak dapat dipahami," kata Wali Kota Hannover, Belit Onay, Selasa (21/10/2025), dikutip Anadolu Agency

Baca Juga

Pernyataan Onay digaungkan oleh Presiden Regional Hannover, Steffen Krach. Dia menyampaikan, lebih dari 16 ribu orang di Gaza bergantung pada perawatan dari luar negeri."Tidak memberikan bantuan ini, setidaknya kepada mereka yang paling membutuhkannya – yaitu anak-anak – adalah tindakan yang kejam," ujar Krach.

Selain Hannover, kota-kota seperti Bremen, Düsseldorf, Leipzig, Bonn, Frankfurt, dan Kiel juga telah bergabung dalam inisiatif yang mendukung anak-anak Gaza korban perang untuk menerima perawatan di negara tersebut. Gereja Protestan di negara bagian Lower Saxony di Jerman tengah, tempat Hannover berada, juga mendukung inisiatif ini.

Sebuah surat Kementerian Dalam Negeri Federal Jerman yang diperoleh Kantor Berita Jerman (dpa) menyatakan bahwa meski kesepakatan gencatan senjata telah tercapai di Gaza, situasi di wilayah tersebut masih belum dapat diprediksi. Hal itu juga berlaku bagi otoritas Israel dan Mesir, yang bertanggung jawab menerbitkan izin keluar bagi warga Gaza.

Surat tersebut menyatakan, alih-alih membawa korban luka keluar dari Gaza, akan lebih menguntungkan untuk mendukung perawatan mereka yang terluka dan sakit parah di tingkat lokal. Kendati demikian, dalam surat tersebut Kementerian Dalam Negeri Federal Jerman mengeklaim tetap mendukung upaya perawatan terhadap para korban perang Gaza, terutama anak-anak. 

"Tetapi kami melihat cara yang berbeda, dari perspektif kami, untuk memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin orang," kata dia.

Pemindahan anak-anak untuk perawatan di Jerman melibatkan prosedur yang rumit. Misalnya, klarifikasi identitas mereka yang terdampak, anggota keluarga yang mendampingi dan penilaian keamanan mereka, biaya, serta pertanyaan tentang pilihan pemulangan yang realistis. 

photo
Potret seorang anak Palestina membawa kayu bakar di Kamp Pengungsi Bureij, Gaza, Ahad (19/10/2025). Setelah lebih dari dua tahun perang dan kehancuran, anak-anak Palestina di Gaza menghabiskan hari-hari mereka dengan menunggu dalam antrean panjang untuk mendapatkan bantuan, mengumpulkan kayu bakar, dan membantu keluarga mereka untuk bertahan hidup. - (Moiz Salhi/Anadolu via Reuters)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement