REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT- Operasi Israel untuk membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mulai terungkap dalam hal perencanaannya, bom yang digunakan dan ketidaksepakatan mengenai waktu antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant.
Komandan Skuadron ke-69 yang membunuh Nasrallah mengatakan bahwa para pilot tidak mengetahui identitas target hingga beberapa jam yang lalu.
“Kami mempersiapkan diri selama berhari-hari dan menyadari bahwa kami berada di depan sebuah kesempatan yang luar biasa,” katanya seperti dikutip oleh Channel 13 Israel, sebagaimana dikutip dari Aljazeera, Ahad (29/9/2024).
Radio Angkatan Darat Israel menjelaskan bahwa pesawat dari Skuadron ke-69 menjatuhkan sekitar 85 bom penghancur bunker seberat satu ton bahan peledak dalam operasi pembunuhan Nasrallah.
Surat kabar Israel Yediot Ahronot melaporkan bahwa informasi yang digunakan oleh angkatan udara berasal dari Divisi Intelijen Militer, khususnya Unit 8200.
Surat kabar tersebut mencatat bahwa Unit 9900 berkontribusi dalam mengumpulkan informasi visual dan menentukan koordinat, serta Unit 504, yang mengoperasikan agen.
Sementara itu, New York Times mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa lokasi Sekretaris Jenderal Hizbullah telah dilacak selama beberapa bulan sebelum pembunuhan, dan bahwa keputusan untuk membunuhnya dibuat pekan lalu ketika para pemimpin Israel merasa bahwa peluang untuk menargetkannya dan bersembunyi di lokasi yang berbeda semakin kecil. Menurut para pejabat Israel, pembunuhan Nasrallah telah direncanakan pekan ini.
Netanyahu meminta penundaan
Haaretz melaporkan bahwa Perdana Menteri Netanyahu meminta penundaan keputusan untuk membunuh Nasrallah hingga ia kembali dari New York, namun kemudian setuju karena adanya peluang operasional yang muncul.
BACA JUGA: Sengaja Cari Link Video Mesum Oknum Guru dan Siswi Gorontalo, Ingat Pesan Rasulullah SAW
Surat kabar Israel tersebut mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam diskusi keamanan pekan lalu yang mengatakan, “Netanyahu meminta untuk menunda keputusan untuk membunuh Nasrallah hingga dia kembali ke Israel dari New York,” yang dijadwalkan pada Ahad.
Dalam pembicaraan sebelum meninggalkan Amerika Serikat, Netanyahu mengatakan ia akan memutuskan apakah akan melakukan pembunuhan setelah kembali, menurut sumber yang sama.
Sumber-sumber tersebut..