REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji militer akan terus melanjutkan kampanye pengeboman udara terhadap Hizbullah. Jet-jet tempur Israel menghantam lokasi-lokasi kelompok Lebanon yang didukung Iran tersebut.
"Kami akan terus menyerang Hizbullah. Orang yang memiliki rudal di ruang tamunya dan roket di rumahnya tidak akan memiliki rumah," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan setelah mengunjungi pangkalan intelijen Israel, dilansir di Al Arabiya, Selasa (24/9/2024).
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggemakan pernyataan Netanyahu dalam pidatonya kepada pasukan pada Selasa. "Kita harus terus maju hingga kita mencapai tujuan kita. Untuk memastikan kembalinya penduduk Israel di utara ke rumah mereka dengan selamat," ujarnya.
Gallant membandingkan pertempuran dengan Hizbullah dengan pertempuran melawan Hamas di Gaza.
"Hizbullah tidak seperti Hamas, ada persamaan tetapi juga perbedaan. Medannya terlihat berbeda, musuhnya terlihat berbeda, ancaman dan tantangannya berbeda," katanya.
Ia menambahkan Hizbullah telah menderita pukulan hebat selama seminggu terakhir. “Hizbullah saat ini bukanlah Hizbullah yang sama seperti yang kita kenal seminggu yang lalu,” kata Gallant.
Namun, ia mengatakan telah menyiapkan lebih banyak serangan. Otoritas Lebanon melaporkan sedikitnya 558 orang gugur dalam serangan Israel pada Senin dan ribuan orang mengungsi.
Musuh lama Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas batas hampir setiap hari sejak militan Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober. Hal itu memicu genosida di Gaza.
Hizbullah mengklaim telah melakukan 18 serangan terhadap Israel pada Selasa, sementara militer Israel mengatakan kelompok itu menembakkan sekitar 300 roket melintasi perbatasan.