REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim di Meksiko terbentuk secara signifikan sejak permulaan abad ke-20 M. Saat itu, imigran dari negeri-negeri Arab banyak berdatangan ke sana. Berikunya, mulai abad ke-21 cukup banyak warga setempat yang memeluk Islam. Meskipun demikian, jumlah umat Islam di sana tak sebanding dengan pemeluk agama-agama lainnya, terutama Kristen. Pemeluk agama Islam masih tergolong minoritas di Meksiko.
Sensus resmi pemerintah Meksiko pada 2020 lalu merilis data, jumlah populasi negara tersebut mencapai sekira 126 juta jiwa. Menurut Pew Research Center, Meksiko memiliki jumlah kaum Muslimin sebesar 60 ribu jiwa pada 1980, dan tumbuh menjadi 111 ribu jiwa pada 2010. Pihaknya juga memprediksi bahwa akan ada 126 ribu orang Islam di Meksiko pada 2030. Bagaimanapun, sensus yang diadakan Institut Statistik dan Geografi Nasional (INEGI) pada 2010 menunjukkan, jumlah Muslimin di negara ini tak kurang dari 2.500 jiwa.
Artikel de Castro dan Vilela, “Muslims in Brazil and Mexico: A Comparative Quantitative Analysis” (2019) menyajikan data yang lebih banyak, yakni 4.118 jiwa atau kurang dari 0,01 persen total populasi setempat pada 2010. Bandingkan dengan jumlah pemeluk Kristen di Meksiko yang mencapai sekitar 105 juta jiwa alias 94 persen dari keseluruhan penduduk.
Sekitar 70 persen dari seluruh Muslimin di Meksiko merupakan penduduk lokal, sedangkan sisanya adalah pendatang. Kebanyakan para imigran Muslim itu berasal dari Lebanon (56 persen), Yordania (delapan persen), dan Suriah (empat persen). Keturunan Afrika ada, tetapi jumlahnya tak begitu signifikan.
Bila orang-orang perantauan dari luar disertakan, maka kaum Muslim dari Amerika Serikat (AS) menjadi yang terbanyak. Sekitar 18,5 persen orang asing yang beragama Islam di Meksiko datang dari Negeri Paman Sam. Selain AS, ada pula Mesir (17,8 persen), Lebanon (13,7 persen), dan Maroko (8,6 persen). Fakta ini tak begitu mengejutkan. Sebab, antara AS dan Meksiko berbatasan langsung di daratan. Masyarakat kedua negara juga kerap bermigrasi melintasi batas demarkasi nasional.
Hampir seluruh orang Islam di Meksiko tinggal di daerah perkotaan, seperti Mexico City, Coahuila de Zaragoza, dan Jalisco. Secara taraf sosial-ekonomi, masyarakat Muslim di negara tersebut hidup cukup makmur. Mayoritas angkatan kerja mereka berprofesi sebagai pengusaha.
Menurut penelitian de Castro dan Vilela, ada belasan masjid yang tersebar di penjuru Meksiko. Salah satunya ialah Masjid Suraya (Mezquita Soraya) di Torreon, Coahuila. Rumah ibadah itu berdiri sejak 1989 dan menjadi masjid pertama yang berdiri secara resmi di Meksiko.
Ada pula berbagai fasilitas publik islami lainnya. Misalnya, satu unit madrasah di Kota Chiapas dan satu area permakaman Muslim di Negara Bagian Meksiko yang dibuka secara resmi oleh otoritas setempat pada 2017 lalu.
Bagaimanapun, keseharian kaum Muslimin Meksiko dalam mewujudkan gaya hidup halal (halal lifestyle) masih jauh panggang dari api. Sebagai contoh, ketersediaan toko daging yang halal cukup jarang dijumpai di kota-kota besar. Kalaupun ada, harganya cukup mahal. Untuk itu, beberapa komunitas Islam setempat menyelenggarakan kiat-kiat tersendiri agar dapat memasok daging halal sesuai permintaan.