Selasa 17 Sep 2024 18:16 WIB

Cinta Rasulullah pada Syuhada Uhud

Dalam Perang Uhud pada tahun ketiga Hijriyah, Muslimin mengalami kekalahan.

Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jabal Uhud, nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Ia menjadi saksi bisu peristiwa peperangan yang telah menewaskan puluhan sahabat Nabi Muhammad SAW, termasuk sang paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthallib.

Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal tahun ketiga Hijriah, atau sekitar bulan Maret 625 Masehi. Pertempuran ini dipicu keinginan balas dendam dari orang-orang kafir Quraisy usai kekalahan mereka dalam Perang Badar.

Baca Juga

Jabal Uhud merupakan kumpulan bukit-bukit yang berdiri sendiri atau tidak bersambung dengan bukit lainnya, sebagaimana umumnya bukit di Madinah. Karena itu pula, bukit ini disebut Uhud karena posisinya yang sendiri atau menyendiri (Uhud). Bukit Uhud sendiri berwarna kemerah-merahan, seakan mengingatkan umat Islam akan peristiwa yang bersejarah itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Mereka yang dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain, kecuali rohnya berada di dalam burung hijau yang melintasi sungai surgawi. Burung itu memakan makanan dari taman surga dan tak pernah kehabisan makanan. Pada syuhada itu berkata, siapa yang akan menceritakan kondisi kami kepada saudara kami bahwa kami sudah berada di surga."

Maka Allah berfirman, "Aku yang akan memberi kabar kepada mereka." Kemudian, turunlah firman-Nya, yakni Alquran surah Ali Imran ayat ke-169 dan 170.

Artinya, “Janganlah kamu mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka berada dalam keadaan senang disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan mereka bersuka cita terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”

Rasul SAW sangat mencintai para syuhada Uhud. Karena itu, Rasul SAW senantiasa mendatangi Uhud untuk berziarah ke makam para syuhada tersebut. Sepeninggal Nabi SAW, para sahabat seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab, juga turut mengunjungi dan menziarahi para syuhada Uhud.

Kini, di makam para syuhada Uhud itu telah dibangun sebuah pagar keliling setinggi 1,75 meter. Di area pemakaman, tak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan yang menandakan ada makam para syuhada.

Para jamaah haji dan umrah, ataupun umat Islam yang bekunjung ke Arab Saudi, biasanya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi jabal Uhud, sekaligus berziarah ke makam syuhada Uhud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement