REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Milisi Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab pada Ahad (15/9/2024) atas serangan rudal langka di Israel, yang merupakan kedua kalinya dalam dua bulan kelompok Houthi yang didukung Iran itu berhasil menembus langit di bagian tengah Israel.
Serangan itu adalah ilustrasi terbaru dari konflik yang berkembang di Asia Barat antara Israel dan proksi Iran. Iran telah melancarkan serangan ke wilayah Israel dalam apa yang mereka katakan sebagai solidaritas dengan warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.
Itu juga menunjukkan kemampuan militer Houthi, yang bermarkas ratusan mil dari Israel di tepi selatan Jazirah Arab, dikutip dari laman Telegrap Hindia, Senin (16/9/2024).
Militer Israel awalnya mengatakan Houthi telah menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan yang mendarat di "daerah terbuka" dan tidak ada korban yang dilaporkan. Dalam pernyataan lanjutan, militer mengatakan penyelidikan awal menunjukkan rudal itu "terfragmentasi di udara" dan bahwa mereka sedang meninjau upayanya untuk mencegat serangan itu.
Media Israel, The Times of Israel pada Ahad (15/9) melaporkan bahwa sebuah rudal balistik permukaan-ke-permukaan ditembakkan ke Israel tengah dari Yaman oleh Houthi yang didukung Iran pada Ahad pagi kemarin.
Serangan rudal tersebut memicu sirene di Israel tengah pada pukul 6:32 pagi, dengan peringatan terdengar dari timur Tel Aviv hingga Modiin.
Menurut penyelidikan Angkatan Udara Israel, rudal Houthi tersebut terkena rudal pencegat, meskipun tidak berhasil menghancurkan target sepenuhnya.
Rudal tersebut telah diidentifikasi saat diluncurkan dari Yaman barat laut sekitar pukul 6:21 pagi, dan sistem pertahanan jarak jauh Arrow diaktifkan untuk mencegatnya. Beberapa rudal pencegat diluncurkan ke target dalam upaya untuk menjatuhkannya.
Setidaknya satu dari pencegat Arrow mengenai rudal tersebut, tetapi tidak menghancurkannya, menurut penyelidikan tersebut.
Sebaliknya, pencegat tersebut menyebabkan rudal Houthi pecah di udara, dan hulu ledak, serta bagian-bagian lainnya, jatuh ke tanah.
Pecahan peluru kendali dan pencegat menghantam area terbuka di hutan Ben Shemen, dekat komunitas Kfar Daniel beberapa kilometer di tenggara Bandara Ben Gurion dan memicu kebakaran.
Militer juga berupaya menembak jatuh pecahan peluru kendali yang jatuh menggunakan Iron Dome, yang biasanya digunakan untuk serangan jarak pendek.
Serpihan peluru dari pencegat juga menyebabkan kerusakan ringan di stasiun kereta di pinggiran Modiin, sekitar 25 kilometer (18 mil) di sebelah timur Tel Aviv.
IAF menemukan bahwa rudal tersebut, yang memiliki lintasan dan tidak bermanuver saat terbang, bukanlah proyektil hipersonik seperti yang diklaim Houthi. Sasaran serangan tersebut belum diketahui.
Polisi mengatakan mereka juga mencari kemungkinan serpihan peluru yang mungkin jatuh di wilayah timur Tel Aviv.