Senin 09 Sep 2024 15:02 WIB

Guru Gembul Tuding HRS Radikal, Gus Wafi: Habib Rizieq Empat Bulan di Tenda Saat Tsunami

Guru Gembul ungkap mereka tak berani melawan karena dia keturunan Nabi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Guru Gembul (kiri) menghadiri diskusi yang diadakan Rabithah Alawiyah.
Foto:

Guru Gembul juga mengomentari Habib Bahar bin Smith di pengadilan, ketika sedang diadili melakukan intervensi kepada saksi.

"Habib Bahar mengatakan, kamu tahu tidak siapa saya? Saya adalah keturunan Nabi, kalau kakek saya begini, kamu tahu kakek saya seperti ini, kenapa kamu memberatkan? Kamu membuat kesaksian yang memberatkan pada saya," ujar Guru Gembul menirukan perkataan Habib Bahar di pengadilan.

Menurut Guru Gembul, sikap Habib Bahar itu sebenarnya menyakiti kaum Muslimin mengingat ada orang yang melakukan kekerasan atas nama Nabi yaitu Habib Bahar, kemudian diadili tapi minta privilege atau keistimewaan.

Guru Gembul mengungkapkan, adanya rasa takut, resah dan terintimidasi dari kaum Muslimin. Di satu sisi, ujar dia, kaum Muslimin sangat mencintai Nabi, tetapi di sisi lain ada keresahan bahwa Nabi dikaitkan dengan tindakan-tindakan atau simbol-simbol dari kekerasan.  

Menanggapi kritik dari Guru Gembul, Fikri Shahab mengatakan, Rabithah Alawiyah menganggap pernyataan Guru Gembul tidak salah. Dia mengatakan, sebelum ada isu nasab Ba'alawi, Rabithah Alawiyah kerap mengoreksi kalangan habib, meluruskan, memberikan nasihat.

"Ada (habib) yang mengindahkan (nasihat dari Rabithah Alawiyah), ada yang tidak, ada yang menerima, memperbaiki diri, ada yang tidak," ujar Fikri Shahab.

Fikri mengatakan, jumlah Alawiyyin dahulu dengan sekarang jauh berbeda. Selain jumlahnya sedikit, dia mengatakan, pendidikan Alawiyyin terbatas, terkontrol dan sirkuitnya tidak terlalu luas. Keturunannya pun, ujar dia, bisa diukur dari bagaimana ayah dan ibunya.

"Kita sekarang hidup di generasi di mana jumlah Alawiyyin begitu banyak, pendidikannya beragam, tinggalnya juga beragam, di berbagai negara, menerima informasi yang beragam dan permasalahan mereka sama dengan permasalahan di masyarakat," ujar Fikri Shahab.

Fikri Shahab mengungkapkan, misalnya ada pengguna narkoba dari kalangan non Alawiyyin dan dari kalangan Alawiyyin maka masyarakat akan memperhatikan nasabnya. "Karena nasab ini, orang akan mengukur engkau sebagai keturunan Rasulullah, kok begini perilakunya? Itu yang menjadi keresahan dari Guru Gembul, keresahan itu sangat bisa kita pahami," kata dia.

Fikri Shahab pun balik bertanya, "Apakah Rabithah Alawiyah membenarkan perilaku Habib Bahar bin Smith itu? Apakah ada jejak Rabithah Alawiyah pernah membela Habib Bahar? Apakah Rabithah Alawiyah pernah memberikan bantuan hukum? Apakah pernah Rabithah Alawiyah meng-endorse yang seperti itu?"

Dia mengatakan, Rabithah Alawiyah tidak pernah memberikan panggung kepada orang-orang seperti ini. Menurut dia, Rabithah juga sudah memberikan teguran.

"Jalan kita seperti ini, kamu memilih jalan yang berbeda, pernah enggak Rabithah Alawiyah menegur? Pernah sekali, dua kali, lebih, tapi diindahkan atau tidak memang itu keputusan ada di individu itu masing-masing, karena individu ini warga negara bukan warga Rabithah Alawiyah," ujar dia. 

Fikri menegaskan, kalau dia warga negara, maka hak dia untuk memilih mau berafiliasi dengan partai politik manapun, dengan ormas manapun karena hal tersebut merupakan haknya sebagai warga negara. Terlebih, dia menjelaskan, Rabithah Alawiyah tidak punya kekuatan hukum. 

"Kalau kita mau menghukum seseorang, Rabithah Alawiyah bisa menghukum sejauh mana? Rabithah Alawiyah tidak bisa pecat (dia), anggota pengurus juga bukan, (maka tidak bisa) pecat, tegur bisanya, menjawab syubhat-syubhat-nya lewat video resmi, bantah langsung statement-statement dia," jelas Fikri Shahab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement