Senin 09 Sep 2024 13:26 WIB

Ragam Hikmah di Balik Penyakit

Hendaknya bersabar dan tak putus berikhtiar saat dilanda sakit.

ILUSTRASI Sakit.
Foto: Republika/Thoudy Badai
ILUSTRASI Sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, seorang insan tak ayal lagi pernah mengalami rupa-rupa penyakit. Dalam perspektif Islam, adanya penyakit merupakan suatu tanda kemahakuasaan Allah SWT.

Oleh karena itu, hanya kepada Dia kita semua berserah diri. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya” (HR Bukhari). Orang yang beriman akan bertawakal kepada Allah sembari berikhtiar untuk sembuh.

Baca Juga

Nabi SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman! Sungguh, segala urusannya merupakan kebaikan, dan ini tak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia memperoleh kegembiraan, ia bersyukur sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Jika ia mendapatkan kesusahan, ia bersabar sehingga itu menjadi kebaikan baginya” (HR Muslim).

Seorang Muslim hendaknya bersabar ketika sakit. Sebab, penyakit adalah satu ujian dari Allah SWT bagi hamba yang dipilih-Nya. Dengan bersabar, ia akan berprasangka baik kepada Allah sehingga optimistis menjalani pengobatan.

Menghapus dosa

Bagi seorang Muslim, datangnya suatu penyakit dapat menjadi sebab pengampunan atas berbagai dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus-menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesukaran yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya” (HR Muslim).

Dalam hadis lainnya disebutkan, Nabi SAW berpesan, “Janganlah engkau mencaci-maki penyakit demam karena sungguh (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam, sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.”

Penyakit mungkin datang sebagai bentuk rahmat kepada hamba-Nya yang terpilih. Seorang mukmin pun hendaknya berintrospeksi diri. Ingatlah firman-Nya dalam surah asy-Syuura ayat 30. Terjemahannya, “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Sambung silaturahim

Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang menjenguk saudaranya yang Muslim (yang sakit), (seakan-akan) ia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga ia duduk. Jika sudah duduk, diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Bila menjenguknya pada pagi hari, 70 ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga sore tiba. Bila menjenguknya pada sore hari, 70 ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga pagi tiba.”

Hadis itu juga dapat dimaknai sebagai anjuran untuk selalu menjaga silaturahim. Kini, menengok orang yang sakit bisa dilakukan via jarak jauh, semisal sambungan telepon atau video call. Ini dapat menjadi opsi terutama bila penyakit yang dialami orang itu tergolong menular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement