REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Pada Kamis (5/9/2024), kelompok perlawanan Palestina Hamas merilis video berisi rekaman tentara Israel-Amerika, Hersh Goldberg Polin yang ditawan di jalur Gaza selama Israel melakukan serangan dan genosida terhadap masyarakat Palestina di Gaza.
Jasad Goldberg Polin ditemukan tewas bersama lima tawanan lainnya pada tanggal 1 September 2024 dari sebuah terowongan di Gaza selatan. Saat itu, pejabat senior Hamas, Izzat Al-Risheq mengatakan bahwa keenam tahanan tersebut tewas oleh serangan udara Israel.
Namun, militer Israel menuduh Hamas berada di balik kematian mereka, dengan mengatakan bahwa keenam orang tersebut ditembak mati oleh pejuang Hamas sehari sebelum mereka dibebaskan.
Dalam video yang menandai beberapa kata terakhirnya, Goldberg Polin berkata, "Israel telah mencoba mengebom saya tanpa henti."
“Saya meminta anda, bapak Presiden Joe Biden dan Antony Blinken dan semua rekan Amerika, warga negara untuk melakukan segala yang anda bisa untuk menghentikan perang, menghentikan kegilaan ini, dan membawa saya pulang sekarang,” ujar Goldberg Polin, dikutip dari laman Days of Palestine, Jumat (6/9/2024).
Sehari sebelumnya, Brigade Al-Qassam (Hamas) juga merilis video yang menggambarkan jenazah dua tahanan Israel yang telah meninggal, yakni Alexander Lobanov dan Carmel Gat.
Rilis ini menyusul video sebelumnya yang dirilis pada Selasa lalu yang menampilkan Ori Danino, yang jenazahnya, bersama dengan lima tahanan lainnya, ditemukan oleh militer Israel pada Sabtu di Rafah, sebelah selatan jalur Gaza.
Pada Senin, Al-Qassam merilis pesan dari tawanan Edan Yerushalmi, yang memohon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahnya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mengamankan pembebasannya melalui kesepakatan pertukaran tahanan.
Sementara itu, Hamas yang merilis video-video korban tewas Israel telah menekan front internal Israel, karena ratusan ribu warga Israel telah turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir. Mereka menyerukan kesepakatan pembebasan tahanan dan mengatakan waktu hampir habis untuk membawa pulang para tawanan hidup-hidup.