Selasa 03 Sep 2024 12:42 WIB

Kisah Cinta Rasulullah dan Khadijah

Nabi Muhammad SAW dan Khadijah menjadi pasangan suami-istri nan berbahagia.

Ilustrasi Rasulullah SAW.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu saat, Khadijah binti Khuwailid mendengar kabar seorang laki-laki yang terkenal paling tepercaya dan jujur di seantero Makkah. Pria itu bahkan mendapatkan julukan al-Amin dari publik. Ia tidak lain adalah Muhammad SAW. Tingginya rasa hormat orang-orang terhadap pria ini membuat janda ini tertarik.

Melalui utusannya, Khadijah menawarkan pekerjaan kepada Muhammad . Dalam perjanjian kerja, Muhammad diharuskan membawa muatan dagang yang dimiliki perusahaan Khadijah ke Syam.

Baca Juga

Di antara semua rekan kerja Khadijah, Muhammad-lah yang mendapatkan muatan paling banyak dalam kafilah dagang ini. Khadijah juga mengutus Maysaroh mengikuti perjalanan ke Syam.

Syam bukanlah negeri yang begitu asing bagi Muhammad. Sebab, sejak kecil ia sudah diajak pamannya, Abu Thalib, menyertai misi dagang ke sana.

Karena itu, Rasulullah dapat melaksanakan perniagaan muatan milik perusahaan Khadijah dengan baik, cermat, dan menghasilkan keuntungan yang tak sedikit. Apalagi, nama Muhammad sudah terkenal sebagai sosok yang tepercaya. Banyak pedagang Syam yang senang berbisnis dengan Rasul.

Ketika di Syam, ia menjual seluruh barang dagangan yang dibawa dari Makkah hingga seluruhnya laku. Sebagian hasil penjualan ini dialokasikan untuk membeli barang-barang dari Syam agar bisa dijual nanti sesampainya di Makkah. Dengan demikian, profit yang diperoleh Muhammad dan tentunya Khadijah berlipat ganda.

Sementara itu, Maysaroh terus mencatat bagaimana perkembangan bisnis tuannya itu. Tidak lupa, budak milik Khadijah ini juga menuliskan betapa karakteristik Rasulullah sebagai pedagang yang jujur telah ikut menyukseskan misi dagang Khadijah ke Syam. Sesampainya di Makkah, kesaksian Maysaroh itu semakin membuat Khadijah kagum terhadap kepribadian Rasul.

Di sisi lain, sebenarnya Rasulullah sendiri juga menyimpan kekaguman terhadap Khadijah. Dalam diri Khadijah, ada sifat perempuan tangguh yang mampu menjalankan bisnis dengan sukses. Tidak berbeda halnya dengan kaum pria pada masa itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement