REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam bukunya, Sejarah Makkah, menyebutkan sebuah riwayat dari Imam Bukhari. Seorang ulama hadis terkemuka itu meriwayatkan, ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Qarnul Manazil, Malaikat Jibril datang. Kepada Rasulullah SAW, makhluk yang tercipta dari cahaya itu berkata.
“Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan dan penolakan kaummu itu atasmu. Dan Allah telah mengutus kepadamu Malaikat Penjaga Gunung agar kamu dapat memerintahnya sesuai dengan keinginanmu untuk membalas mereka."
Malaikat Penjaga Gunung itu lalu memanggil Rasulullah SAW dengan terlebih dahulu mengucapkan salam.
Katanya, “Hai Muhammad, apa yang engkau inginkan. Jika engkau ingin aku menimpakan atas mereka dua gunung ini (Gunung Kubais dan Gunung Qaiqu’an), maka akan aku lakukan.”
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab, “Aku malah mengharap agar Allah menjadikan anak cucu mereka orang yang menyembah-Nya, meng-Esakan-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu."
Menurut Muhammad Ilyas Abdul Ghani, peristiwa Qarnul Manazil ini berkaitan dengan kisah Rasulullah SAW di Thaif pada tahun ke-10 sejak kenabian beliau. Waktu itu, Nabi SAW baru saja keluar dari wilayah Thaif dalam keadaan sedih. Sebab, sikap dan perlakuan penduduk setempat sangat kejam terhadap beliau.
Dalam perjalanan pulang menuju Makkah itulah, Nabi SAW dijumpai Jibril di Qarnul Manazil. Kini, tempat itu adalah salah satu mikat--titik dimulainya ibadah umrah dan haji. Lokasinya berjarak sekira 95 kilometer di sebelah timur Kota Makkah.
Mikat ini diperuntukkan bagi jamaah yang datang dari arah Najd atau Riyadh. Selain itu, mereka yang berasal dari timur Kota Makkah juga biasa memulai umrah atau haji dari sini.
Di sini, ada Masjid Qarnul Manazil sebagai tempat jamaah umrah atau haji mengambil persiapan mikat dan memulai ihram. Masjid ini memiliki halaman yang luas dan bersih. Kamar mandinya bersih, ada tempat mandinya juga. Dan, tempat wudhunya juga banyak.
Di luar masjid, terdapat banyak warung pedagang yang berbaris rapi dalam bentuk pertokoan. Mereka umumnya menjual pakaian dan berbagai perlengkapan umrah dan haji. Tidak terlihat ada penjual makanan di tempat ini.