REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Remaja masjid dan GenZI (Remas GenZI) Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur mengadakan pelatihan "Manajemen Masjid Berbasis Digital" yang diikuti 70 takmir masjid.
"Tantangan terbesar bagi takmir masjid sekarang adalah bagaimana melakukan digitalisasi dalam manajemen masjid, tapi digitalisasi itu tetap berbasis masjid," kata Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) MAS, KHM Sudjak saat membuka pelatihan di Surabaya, Jumat (30/8/2024).
Dalam pelatihan yang dihadiri Wakil Ketua DMI Jatim H. Khoirul Rozikin, Ketua Bidang Ijtimaiyah BPP MAS, KHM Achsanul Haq, Bendahara MAS H Soedarto, dan perwakilan Bank Jatim Syariah itu, ia menjelaskan khutbah Jumat atau pembayaran zakat sekarang bisa secara digital.
"Misalnya, khutbah Jumat sekarang nggak hanya bisa diikuti oleh jamaah yang hadir di dalam masjid, tapi juga bisa diikuti jamaah yang nggak hadir di masjid, bahkan jamaah yang hadir, tapi tidak mendengarkan khutbah karena khusyuk atau mengantuk pun bisa mengulangi," katanya.
Menurut dia, kajian agama atau khutbah Jumat yang didigitalisasi akan dapat diikuti lagi dari lokasi yang jauh di luar masjid. "Minusnya, khotib ditantang untuk tidak menyajikan tema yang sama dari satu masjid ke masjid lain, jadi khotib juga harus inovatif," katanya.
Selain narasumber dari Bank Jatim Syariah yang menyampaikan pembayaran zakat/infak secara digital melalui QRIS, Sekretaris BPP MAS, H Helmy M Noor selaku narasumber lain menegaskan bahwa era digital juga menuntut program menarik, terutama bagi Generasi Z Islami (GenZI).
"Sejak 1-2 tahun terakhir, Masjid Al-Akbar sudah mempunyai program khusus yang tertarik bagi anak-anak muda atau GenZI. Ada Majelis Subuh GenZI pada setiap bulan sekali, yang diawali shalat subuh berjamaah, khotmil Quran, istighatsah, dan tausiyah," katanya.
Bahkan, tausiyah yang menarik bagi GenZI pun harus menampilkan ustadz milenial yang disukai anak-anak muda. Jadi, anak-anak muda itu suka dengan hal yang menarik bagi dirinya.
"Kalau menarik, Qiyamul Lail pada setiap Ramadhan di MAS pun diikuti ribuan anak muda," katanya.
Menurut Helmy yang juga Humas BPP MAS itu, Masjid Al-Akbar Surabaya sekarang berusaha menggaet anak-anak muda untuk tidak hanya ke kafe, tapi juga GenZI Cinta Masjid itu, kini mengampanyekan diri sebagai "Masjid Ramah GenZI", meski jamaah dewasa/tua pun tetap ada.
"Kenapa kami merangkul anak-anak muda atau komunitas GenZI. Itu strategis untuk negara kita ke depan, karena jumlah GenZI sekarang 26 persen dan tahun 2035 akan mencapai 65 persen. Kalo nggak dirangkul untuk Cinta Masjid, bagaimana dengan masa depan negara kita dan nasib calon pemimpin kita?," katanya.
Dalam pelatihan GenZI MAS seri ke-8 yang bertema "Manajemen Masjid Berbasis Digital" pada 30-31 Agustus 2024 itu, Ketua Remaja Masjid dan GenZI MAS, M Maula Azka menjelaskan MAS memang memiliki perhatian untuk menyiapkan takmir, pengurus atau remaja masjid di Jatim dengan manajemen digital.
"Kami tidak ingin sendirian merangkul anak-anak muda, karena itu kami merancang pelatihan Manajemen Masjid Berbasis Digital ini bekerja sama dengan DMI untuk lima angkatan. Untuk angkatan pertama ini sebanyak 70 takmir dari masjid di Surabaya dan Madura," katanya.
Sementara itu, seorang peserta pelatihan dari Masjid An-Nur, Krembung, Sidoarjo Imroatul Firda Febrianti, mengaku senang mendapat tambahan ilmu dan wawasan dari Masjid Al-Akbar Surabaya yang sudah cukup maju, apalagi Masjid An-Nur Krembung merupakan masjid pelosok/desa.
"Kami beruntung, karena kami dari masjid yang pelosok pun diajak maju oleh Masjid Al-Akbar. Kami juga mau maju, karena itu kami akan mencoba menerapkan QRIS untuk infak di masjid kami, juga mungkin pengajian yang ada bisa di-medsos-kan," kata Sekretaris Masjid An-Nur, Krembung, Sidoarjo itu.