Kamis 29 Aug 2024 14:47 WIB

Apakah Orang Meninggal Merasakan Berlalunya Waktu Sama dengan yang Masih Hidup?

Orang meninggal mendengar apa yang kita sampaikan

Ilustrasi ziarah kubur. Orang meninggal mendengar apa yang kita sampaikan
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ilustrasi ziarah kubur. Orang meninggal mendengar apa yang kita sampaikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Bagaimana orang yang sudah meninggal merasakan berlalunya waktu, dan apakah berbeda dengan perasaan kita terhadap waktu, apakah dia merasakan waktu yang lama hingga Hari Kiamat?

Jika proses waktu itu relatif, bagaimana pengaruhnya terhadap orang yang sudah meninggal, dan apa saja yang harus kita yakini dari syariat tentang orang yang sudah meninggal, dan apa yang tidak boleh kita cari?

Baca Juga

Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Ahmed Wassam, dalam Program "Fatawa Al-Nas” di satelit Al-Nas, dikutip dari Masrawy, Kamis (29/8/2024), mengatakan kehidupan setelah kematian adalah keadaan sementara yang berbeda dengan kehidupan duniawi, menunjukkan bahwa waktu di alam barzakh dianggap relatif, dan berlalu dengan cepat bagi orang yang sudah meninggal dibandingkan dengan yang masih hidup.

Dia menekankan bahwa hadits-hadits Nabi SAW yang sahih tentang orang yang meninggal, seperti dia mendengarkan ucapan salam yang diberikan kepadanya oleh orang yang masih hidup, adalah apa yang kita yakini, menekankan bahwa rincian yang tepat tentang perasaan waktu yang dirasakan orang meninggal tidak termasuk dalam lingkup kewajiban kita, tetapi umat Islam harus fokus pada perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal, seperti sedekah, membaca Alquran, dan shalat sunnah.

Sementara itu, malam pertama yang dihabiskan seseorang di alam kubur adalah malam yang banyak rangkaian peristiwa.

Menurut Ali Muhammad as-Sholabi, dalam Hayat al-Barzakh, Kaifa Yaisyu Fiha al-Insan?, orang yang meninggal akan dihadapkan pada fitnah kubur, pertanyaan dua malaikat, dan ditanya tentang Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Bagi seorang Muslim dia akan menjawab, "Allah adalah Tuhanku, Islam adalah agamaku, dan Muhammad adalah nabiku."

Dalam dua kitab Shahihain, Anas bin Malik RA berkata, "Nabi SAW bersabda:

العبد إذا وضع في قبره، وتولّى وذهب أصحابه حتى إنه ليسمع قرع نعالهم، أتاه ملكان، فأقعداه، فيقولان له: ما كنت تقول في هذا الرجل محمد، صلى الله عليه وسلم؟ فيقول: أشهد أنه عبد الله ورسوله، فيُقال: انظر إلى مقعدك من النار، أبدلك الله به مقعدًا من الجنة، قال النبي، صلى الله عليه وسلم: فيراهما جميعًا، وأما الكافر – أو المنافق – فيقول: لا أدري، كنت أقول ما يقول الناس، فيُقال: لا دريت ولا تليت، ثم يضرب بمطرقة من حديد ضربة بين أذنيه، فيصيح صيحة يسمعها من يليه إلا الثقلين

“Apabila seorang hamba dimasukkan ke dalam kuburnya, dan para sahabatnya telah pergi, sehingga ia mendengar suara dentingan sandal mereka, maka datanglah dua orang malaikat kepadanya, lalu mendudukkannya, dan berkata kepadanya, “Apa yang engkau katakan tentang orang ini, Muhammad? “Apa yang kamu katakan tentang orang ini, Muhammad SAW? Dia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah Swt:

Lihatlah tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk dari surga.” Nabi berkata, "Dia akan melihat keduanya (surga dan neraka).

BACA JUGA: Indonesia Dinobatkan Sebagai Negara Paling Religius Versi Pew Research, Ini Alasannya

Tetapi orang kafir - atau orang munafik - akan berkata, "Aku tidak tahu, aku biasa mengatakan apa yang dikatakan orang, maka akan dikatakan, 'Kamu tidak tahu dan kamu tidak tahu,. Kemudian palu besi akan dipukulkan di antara kedua telinganya, dan dia akan berteriak yang akan didengar oleh orang-orang di sebelahnya, kecuali manusia yang hidup.”

Ujian di alam kubur pada dasarnya akan diterima semua manusia, kecuali mereka yang dipilih Allah SWT. Allah SWT menyelamatkan para syuhada, yaitu mereka yang gugur syahid dalam membela kesucian-Nya, begitu juga para nabi dan rasul.

Ada beberapa...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement