Selasa 27 Aug 2024 07:46 WIB

Haikal Sulaiman yang Diklaim Zionis Israel, Fakta atau Mitos?

Kaum Zionis Israel selalu sebut Masjid al-Aqsa sebagai tanah Haikal Sulaiman milik me

Tembok ratapan di sisi luar kompleks Masjid al-Aqsa, Baitul Makdis, Palestina.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok zionis Israel mengeklaim Masjid al-Aqsa di Baitul Makdis, al-Quds, Palestina, sebagai lokasi Haikal Sulaiman (Solomon's Temple). Dan, mereka pun berambisi untuk merobohkan masjid suci ketiga milik umat Islam itu agar di sana dapat dibangun kuil tempat ibadah yang diidamkannya.

Mahdy Saied menuturkan dalam buku Fadhailu al-Masjidi al-Aqsha, Haikal Sulaiman itu hanyalah mitos yang digembar-gemborkan zionis. Tambahan pula, Nabi Sulaiman SAW justru melanjutkan pembangunan Masjid al-Aqsha, bukan menggusur dan lalu membangun sebuah kompleks baru.

Baca Juga

Tidak mungkin putra Nabi Daud AS itu mendirikan sebuah kuil, sebagaimana dituduhkan sebagian Yahudi. Bahkan, kaum pengiman Talmud menyebut dalam riwayat-riwayat bahwa Sulaiman AS adalah anak hasil zina. Maka, bagaimana mungkin menghinakan Sulaiman di satu sisi, tetapi kemudian mengeklaim sebuah kuil megah atas nama beliau?

Menurut kaum Yahudi yang meyakininya, Haikal Sulaiman bukanlah sebuah tempat ibadah, melainkan rumah tempat Tuhan (Yahweh) berdiam. Dalam bahasa Ibrani, sebutannya adalah Heikhal atau lengkapnya, Beit Ha Mikdash, 'rumah Yahweh.' Ukuran Haikal, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka, ialah sebagai berikut: panjang 30 m, lebar 10 m, dan tinggi 15 m.

Mereka mengeklaim, Sulaiman membangun Haikal pada tahun 960 sebelum Masehi (SM) sebagai rumah bagi Tuhan dan tempat penyembelihan korban. Lokasinya ada di atas bukit tempat Qubbat ash-Shakhrah kini. Karena itu, kawasan itu disebut Yahudi sebagai Bukit Haikal. Sementara, Muslimin menyebutnya sebagai bagian dari kompleks karena Masjid al-Aqsa secara keseluruhan.

Mahdy mengatakan, orang yang pertama kali menarik perhatian Yahudi terhadap ide pembangunan Haikal adalah Musa bin Maimun. Dokter Yahudi yang sempat bekerja pada Bani Umayyah di Andalusia ini pernah berziarah ke al-Quds pada 1267 M.

Ratusan tahun kemudian, tepatnya pada 1560 M, seorang rabi merekayasa ide ritual menangis atau meratap di tembok sisi Masjid al-Buraq--bagian dari Kompleks Masjid al-Aqsa.

Alasannya, tembok itu diklaimnya bagian dari sisa-sisa Haikal Sulaiman. Inilah yang sekarang populer sebagai Tembok Ratapan.

Sumber satu-satunya ...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement