Senin 19 Aug 2024 15:20 WIB

Betapa Besar Kebutuhan Mukmin terhadap Sujud

Ketika seorang Mukmin bersujud, itulah momen ia kian dekat kepada Allah.

Gerakan shalat saat sedang bersujud (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gerakan shalat saat sedang bersujud (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya, menurut Nabi Muhammad SAW, yaitu ketika orang itu bersujud. "Oleh karena itu, perbanyaklah doamu di dalam sujud,'' kata beliau. Hadis ini sekaligus mengingatkan agar kita menyadari betapa tingginya kedudukan sujud di antara semua upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan sabda Nabi tersebut kita seharusnya menangkap makna bahwa tidak ada momentum lain melebihi sujud, di mana seorang hamba mengambil posisi begitu dekat dengan Allah. Lalu atas dasar itu, seharusnya kita memahami betapa berartinya dua momentum itu dalam shalat. Pertama, adalah sujud itu sendiri. Nabi memerintahkan kita agar memperbanyak doa pada saat itu.

Baca Juga

Beliau lalu memberikan beberapa macam doa yang dapat kita pilih dalam sujud ketika shalat. Doa itu kita ucapkan berulang-ulang di dalam sujud. Kedua, adalah duduk di antara dua sujud. Momentum inilah yang perlu kita selami maknanya melalui tulisan ini.

Bila kita renungkan, sebenarnya alangkah strategisnya momentum duduk di antara dua sujud ketika kita shalat. Ia diapit oleh dua sujud, yaitu saat kita pada kondisi paling dekat dengan Allah. Bila digambarkan secara teatrikal, duduk di antara dua sujud adalah keadaan di mana terlebih dahulu kita datang mendekat kepada Allah. Setelah mengambil posisi sedemikian dekat, lalu kita bersimpuh mengutarakan harapan kepada-Nya.

Harapan apa saja yang kita utarakan kepada-Nya? Semuanya terkandung dalam doa saat duduk di antara dua sujud seperti yang diajarkan oleh Nabi. Yang menempati prioritas pertama ialah permohonan ampun kepada-Nya. Lalu sesudah itu, kita memohon curahan kasih sayang-Nya. Setelah itu kita mohon kelemahan kita ditutupi-Nya, derajat kita ditinggikan-Nya, memohon hidayah-Nya, memohon keafiatan, ampunan, dan rezeki dari-Nya.

Sungguh, inilah sebenarnya kesempatan yang selalu disediakan oleh Allah kepada kita untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dia (Allah) senantiasa membuka kesempatan kepada kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya (melalui sujud), kemudian meminta kita mengutarakan hajat kepada-Nya. Karena itu, doa di antara dua sujud tersebut seharusnya diutarakan dengan penuh harap kepada Allah. Bukan sekadar hanya membacanya secara cepat, sehingga hanya berlalu begitu saja tanpa kesan sebagai sebuah harapan yang sungguh-sungguh dari seorang hamba.

Dengan demikian, sebenarnya betapa butuhnya kita terhadap shalat. Betapa indahnya perjumpaan dengan-Nya, yaitu ketika kita mendekatkan diri (bersujud) kemudian bersimpuh mengutarakan harapan di hadapan-Nya, pada saat duduk di antara dua sujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement