REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam perspektif Alquran ada beberapa hal yang membuat terjadinya kerusakan bumi. Kesemuanya itu berakar pada perbuatan manusia yang melalaikan tugas kemanusiaan.
Seperti diketahui, manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Karena itu, tugasnya adalah memelihara apa-apa yang sudah diciptakan oleh-Nya, bukan justru merusak.
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS Rum: 41).
Ada enam hal tindakan manusia yang memicu merebaknya kerusakan ekosistem bumi. Pertama, mengubah ciptaan Allah. Maksudnya, segala sesuatu yang telah ditetapkan fitrahnya, itu kemudian diubah.
Sebagai contoh, air yang fitrahnya adalah alat bersuci sehingga harus bersih dan suci namun tidak dapat digunakan karena tercemar oleh limbah Industri. Akibatnya menyebabkan kerusakan pada habitat alam.
Kedua, perilaku zalim manusia dengan lingkungan dengan mengeksploitasi alam semaunya, tanpa melakukan perbaikan.
Ketiga, menyombongkan diri. Manusia modern kerap berlaku semena-mena, sombong akan kemajuan teknologinya dan mengeksploitasi alam hingga menyebabkan kerusakan.
Keempat, manusia modern kerap memperturuti hawa nafsu, menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya untuk menguasai alam dan menjarah sumber dayanya.
Kelima, menyimpang dari keseimbangan alam. Padahal Allah SWT telah menciptakan alam raya berikut bumi dan isinya dengan keseimbangan. Berbagai kenikmatan telah disediakan Allah baik di darat, laut dan udara. Namun manusia merusak keseimbangan yang ada dengan melakukan kerusakan pada alam seperti pembakaran hutan dan sebagainya.
Terakhir, karena kufur nikmat, kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan kufurnya manusia terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Sehingga Allah menimpakan kegelisahan, kelaparan, bencana dan lainnya.
Semua yang ada di muka bumi adalah makhluk Allah SWT yang bertasbih dan bersujud pada-Nya. Maka dari itu manusia tidak boleh semena-mena terhadap makhluk Allah lainnya misalnya hutan, gunung, laut, hewan dan lainnya.
Manusia juga harus mampu menjalankan perannya sebagai khalifah di muka bumi untuk menegakkan keadilan, menebar kebaikan dan kemaslahatan bagi setiap makhluk Allah. Selain itu, manusia juga harus memakmurkan bumi yang menjadi amanat dari Allah.