Senin 29 Jul 2024 12:28 WIB

Diberi Harta Terbaik, Pemimpin Muslim Ini Justru Murka

Yang selalu dalam pikirannya adalah urusan rakyat dan negara, bukan pamrih pribadi.

Harta (ilustrasi)
Foto: dok wiki
Harta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada zaman khalifah Umar bin Khattab, kaum Muslimin pernah bertempur melawan penduduk Ahwaz. Sejarah membuktikan, perang ini menjadi momen krusial bagi daulah Islam. Sebab, pertempuran itu membuka jalan bagi takluknya Imperium Persia.

Dalam perang ini, pasukan Islam yang dipimpin Salamah bin Qais berhasil merebut kemenangan. Harta rampasan yang mereka peroleh dari Ahwaz pun terbilang besar.

Baca Juga

Di antara harta ghanimah itu, ada sebuah perhiasan yang sangat indah dan bernilai mahal. Tebersit dalam pikiran Salamah untuk mempersembahkan itu kepada Khalifah Umar.

Mengetahui rencana itu, para prajurit menyepakatinya. Ada perasaan bangga dari mereka lantaran dapat memberikan persembahan terbaik sebagai tanda kemenangan kaum Muslim kepada sang amirul mukminin.

Salamah lantas memerintahkan dua orang prajuritnya berangkat menuju Madinah guna mengabarkan kemenangan pasukan Muslim atas kaum musyrik Ahwaz.

Beberapa pekan kemudian, dua utusan ini sampai di Madinah. Saat ditemui, Khalifah Umar rupanya sedang membagi-bagikan kebutuhan makan kaum fakir miskin dengan tangannya sendiri.

Rumah Khalifah Umar tidak berbeda daripada rumah kebanyakan penduduk Madinah. Kedua utusan diterima di sana.

Begitu sederhana rumah Umar, tanpa satu pun perabot yang bernilai. Dari balik tabir, sahabat Nabi Muhammad SAW berjulukan al-Faruq itu meminta Ummu Kultsum menghidangkan makanan.

Waktu itu, Umar sendiri belum makan apa-apa sejak pagi. Begitu sajian datang, ia menyilakan kedua tamunya tersebut untuk menyantap hidangan.

"Kami adalah utusan Salamah bin Qais, panglima Tuan yang baru saja menaklukkan Ahwaz," ujar salah seorang mereka, usai memperkenalkan diri dan maksud kedatangan.

"Selamat bagi Salamah bin Qais! Selamat bagi kalian berdua. Lekas ceritakan bagaimana keadaan tentara kaum Muslim sekarang," ujar Khalifah Umar seakan tak sabar.

"Alhamdulillah, tentara kaum Muslim selamat. Kami bahkan berhasil memenangkan pertempuran," jawab seorang utusan.

Ia lantas mengeluarkan sebuah kotak yang berisi perhiasan hasil rampasan perang di Ahwaz. Dengan sopan, benda itu diserahkannya kepada Umar.

"Allah menganugerahkan kepada kami kemenangan. Seluruh harta ghanimah sudah kami kumpulkan. Di antara harta itu, kami menemukan sebuah perhiasan yang sangat indah," katanya kepada Umar.

"Salamah bin Qais menyuruh kami berdua untuk mengantarkan ini kepada Tuan sebagai persembahan," sambungnya lagi.

Begitu kotak tersebut dibuka, tampak sebuah perhiasan nan indah. Benda yang terbuat dari emas murni itu terlihat cerah dan memantulkan cahaya berkilauan.

Bersikap tegas ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement