REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengirim surat pertama kepada khalifah Muawiyah, surat kedua dikirim oleh Maharaja Sriwijaya pada 718 M kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Isinya merupakan permohonan kepada khalifah untuk mengutus ulama yang dapat menjelaskan ajaran dan hukum Islam kepadanya.
Raja Sriwijaya atau Sribuza menyebut dirinya sebagai Malik al-Amlak atau Maharaja. Sementara, kedua khalifah tersebut disebut sebagai raja Arab.
BACA JUGA: Gunung Gede Pangrango 'Bersalju' dan 39 Sifat Gunung yang Disebut Alquran
Kasori Mujahid dalam Buku Di Bawah Panji Estergon menjelaskan, surat Maharaja Sriwijaya kepada Umar bin Abdul Aziz terdapat dalam Kitab An-Nujum az-Zahirah fi Muluk Misri wa al-Qahirah (Bintang-Bintang Terang Raja Mesir dan Kairo) karya Ibnu Tagribirdi (1470 M). Dalam kitab ini, Maharaja menyatakan masuk Islam dan meminta Khalifah Umar bin Abdul Aziz menganggap dirinya sebagai saudara dalam Islam.
Berkata Ibnu Asakir: “Dari Raja sekalian raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang istrinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengaliri tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga dua belas mil, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah kepada Raja Arab, ‘Amma ba’d.
Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku kepada Islam. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk mengajarkan kepadaku ajaran Islam, Alquran dan segala hukum-hukumnya (syariat-syariat Islam). Aku telah mengirimkan kepadamu hadiah jabat (misk), batu mutiara, dupa wewangian dan barus. Terimalah sebagai tanda persahabat. Saya adalah saudaramu dalam Islam. Wassalam.