REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beberapa hari terakhir, pemberitaan tentang Gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat menarik perhatian banyak orang. Kedua gunung tersebut mengalami penurunan suhu hingga nol derajat sehingga mengakibatkan ada ‘salju’ di sana.
Fenomena tersebut memotivasi masyarakat untuk lebih dalam mengetahui apa saja yang terkait dengan gunung, khususnya yang tertulis dalam kitab suci. Alquran misalkan, menyebutkan banyak kata gunung dalam berbagai ayat sucinya. Sejumlah hadits Nabi Muhammad juga menyebut gunung sebagai perumpamaan.
Berikut ini adalah dua hal yang menghancurkan gunung sebagaimana tertulis dalam dua sumber ajaran Islam.
Pertama, surah al-Hasyr ayat 21
Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut,
لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خَٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Lau anzalnā hāżal-qur`āna 'alā jabalil lara`aitahụ khāsyi'am mutaṣaddi'am min khasy-yatillāh, wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nāsi la'allahum yatafakkarụn
Kalau sekiranya Kami turunkan Alquran kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
Melalui ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa Alquran sungguhlah berat, yang jika diturunkan kepada gunung, maka makhluk besar dan kokoh itu akan hancur berkeping-keping. Bayangkan, gunung yang begitu besar, yang disebut sebagai pasak bumi, hancur jika Allah menurunkan Alquran kepadanya.
Wahbah Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menjelaskan maksud ayat tersebut:
Sekiranya Kami turunkan Alquran di atas gunung, dan gunung itu Kami jadikan memahami kandungannya juga nasehat dan keagungan Alquran. Maka engkau akan melihat gunung itu tunduk dan hancur sebab takut kepada Allah. Juga sebagai wujud pengagungan dan ketakutan kepada hukuman Allah. Permisalan di dalam Alquran tersebut dimaksudkan kepada manusia agar mereka senantiasa berfikir (koreksi diri), mengambil pelajaran dan bertaubat. Maksudnya adalah bahwa permisalan ini menunjukkan tentang kerasnya hati manusia, mereka meningalkan kekhusuan dalam mendengar dan menyimak ayat Alquran.
Kedua...Lihat halaman berikutnya>>>