Ahad 21 Jul 2024 18:54 WIB

Siapakah Orang Ultra-Ortodoks Yahudi yang Menolak Wajib Militer Israel?

Kaum Yahudi ultra-Ortodoks Israel biasanya disebut sebagai Haredim.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Anak-anak sekolah Yahudi (ilustrasi)
Foto:

Bisakah bergabungnya kelompok Ultra-Ortodoks menjatuhkan pemerintah?

Itu mungkin tapi tidak pasti.

Netanyahu berkuasa berkat koalisi yang rapuh, yang bergantung pada gerakan pemukim sayap kanan dan ultra-Ortodoks. Kelompok sayap kanan dan ultra-Ortodoks keduanya saling berperan untuk mengamankan kepentingan mereka sendiri, kata Goldberg.

Dia mencatat bahwa dua pemukiman terbesar di Tepi Barat, yang semuanya ilegal menurut hukum internasional, sebagian besar ditempati oleh kelompok ultra-Ortodoks, yang pindah karena alasan ekonomi dan bukan ideologi karena perumahan di sana disubsidi secara besar-besaran.

Namun, tegasnya, mereka tetap berkontribusi terhadap perluasan pemukiman dengan tinggal di sana.

Beberapa pemukim ultra-Ortodoks dan sayap kanan mungkin tinggal bersama, tetapi mereka berbeda pendapat dalam masalah-masalah besar.

Yang terakhir ini ingin melanjutkan perang di Gaza dan memperkuat pendudukan tentara di Tepi Barat. Namun para pemimpin ultra-Ortodoks memohon kepada Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza dan mendapatkan kesepakatan dengan Hamas, dengan memperhitungkan bahwa mengakhiri perang akan mengurangi kebutuhan akan wajib militer lebih banyak.

“Para pemukim memiliki agenda yang didorong oleh ideologi, dan mereka ingin secara aktif melakukan perluasan wilayah,” kata Goldberg kepada Al Jazeera, dengan membandingkannya dengan umat Kristen evangelis Amerika karena apa yang dia katakan adalah kecenderungan bersama untuk menggunakan agama untuk memajukan agenda sayap serta tujuan ekspansionis.

“Kaum ultra-Ortodoks tidak seperti kaum evangelis Amerika. Mereka hanya ingin dibiarkan sendiri dan menjaga kemurnian batin mereka sendiri.”

Meskipun kelompok ultra-Ortodoks dan sayap kanan memiliki kepentingan yang berbeda, namun keduanya tidak memiliki insentif untuk meruntuhkan pemerintahan koalisi yang telah melayani kepentingan mereka dengan baik, kata Lovatt.

Dia menambahkan bahwa partai-partai Zionis sekuler menyimpan cukup banyak kebencian terhadap kelompok ultra-Ortodoks. Sehingga kelompok ultra-Ortodoks tidak punya pilihan selain mendukung koalisi sayap kanan.

“Saya pikir kelompok ultra-Ortodoks tidak ingin dan sejauh ini terbukti enggan untuk meruntuhkan pemerintahan ini karena hal itu akan mengasingkan mereka ke dalam belantara politik,” kata Lovatt.

Sumber:

https://www.aljazeera.com/features/2024/7/21/who-are-israels-ultra-orthodox-and-will-conscripting-them-sow-discord

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement