REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Beredar sebuah video viral yang menunjukkan seorang kepala sekolah menendang wanita biduan atau penyanyi. Sang kepala sekolah diduga geram karena wanita biduan itu enggan dicium.
Video mulanya menunjukkan penyanyi tersebut tengah bernyanyi di atas panggung. Kemudian, lelaki yang belakangan diketahui seorang kepala sekolah menyawer sambil berupaya menciumnya.
Tak terima mendapat perlakuan itu, wanita tersebut marah dengan memukul kepala pria tersebut dengan mikrofon yang dipegang.
Selepas itu, si biduan kembali melakukan aksinya di atas panggung. Tak lama, pria tersebut kembali naik panggung dan menendang sang biduan hingga terjatuh.
Video itu diunggah oleh akun Instagram Ahmad Dhani. Dan, mendapat sejumlah respons netizen. Mereka umumnya mengecam perilaku kepala sekolah yang sejatinya adalah seorang guru.
Bagaimana sebenarnya adab seorang guru dalam Islam?
Dalam Islam, penekanan terhadap akhlak dan adab begitu dominan. Bahkan dikatakan bahwa akhlak dan adab lebih dulu ketimbang ilmu.
Maka, untuk dapat mengajarkan ilmu kepada para murid, ada baiknya seorang guru memiliki adab-adab mulia terlebih dahulu. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan beberapa hal mengenai adab-adab seorang guru.
Antara lain ihtimal (banyak sabar menanggung kesulitan), lambat marah (tidak mudah marah), duduk dengan haibah atau kelakuan yang tetap serta menundukkan kepala, meninggalkan takabur atas sekalian hamba Allah kecuali terhadap orang yang zalim karena dapat mencegahkannya dari kezaliman.
Kemudian, seorang guru juga dinilai harus memilih tawadhu, yakni merendahkan diri pada perhimpunan orang ramai dan pada majelis orang ramai. Guru juga sebaiknya meninggalkan bergurau dan bermain-main, memberi kasih sayang dengan murid, lemah lembut dengan murid yang kurang pandai, membimbing murid yang bebal, tidak memarahi murid yang bodoh, serta tidak malu berkata tidak tahu apabila ada suatu ilmu yang tidak ia ketahui.
Tak hanya itu, Imam Al-Ghazali menekankan seorang guru juga perlu memberikan perhatian kepada murid yang bertanya dan mencoba memahami persoalan dengan baik, menerima hujjah atau dalil yang dihadapkan padanya, tunduk kepada kebenaran, dan melarang murid dari ilmu yang bisa jadi menghadirkan mudharat baginya.
Peranan guru dengan adabnya sangat penting menurut Imam Al-Ghazali. Bahkan dikatakan bahwa guru juga harus bersikap melarang murid apabila sang murid menghendaki yang lain dari Allah dengan ilmunya.
Kemudian seorang guru juga perlu melarang murid dari menuntut ilmu yang sifatnya fardhu kifayah sebelum selesai dari menuntut ilmu yang sifatnya fardhu ain. Adapun ilmu yang sifatnya fardhu ain adalah yang berkenaan dengan membaikkan yang zahir dan batin dengan takwa.
Imam Al-Ghazali menambahkan, seorang guru juga perlu memperbaiki diri sendiri dengan takwa sebelum ia memerintahkan orang lain. Hal itu agar muridnya dapat mencontoh amalannya dan mengambil manfaat dari ilmunya.