Kamis 18 Jul 2024 15:31 WIB

Profesor Barat ke Buya Hamka: Beruntung Tuan Islam!

Kepada Buya Hamka, profesor ini secara implisit akui kemurnian Alquran.

Perbandingan antara mushaf Alquran Manuskrip Birmingham (sebelah kanan) dan mushaf Alquran kini abad ke-21 M (kiri). Mushaf Alquran Manuskrip Birmingham, terdiri atas dua lembar kulit hewan, diakui luas sebagai mushaf tertua yang tetap bertahan hingga kini di dunia. Berdasar tes karbon, ia berasal dari setidaknya tahun 645 M atau 24 H.
Foto: dok wiki
Perbandingan antara mushaf Alquran Manuskrip Birmingham (sebelah kanan) dan mushaf Alquran kini abad ke-21 M (kiri). Mushaf Alquran Manuskrip Birmingham, terdiri atas dua lembar kulit hewan, diakui luas sebagai mushaf tertua yang tetap bertahan hingga kini di dunia. Berdasar tes karbon, ia berasal dari setidaknya tahun 645 M atau 24 H.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran yang kita baca hari ini adalah sama dengan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lebih dari 14 abad lalu. Kalamullah ini tidak mengalami penambahan, pengurangan, kerusakan (corrupted), atau modifikasi sama sekali. Lihat, misalnya, perbandingan antara mushaf Alquran Manuskrip Birmingham dan mushaf hari ini. Tidak ada satu huruf pun yang berbeda.

Inilah salah satu keajaiban Alquran. Sebab, Allah-lah yang memeliharanya.

Baca Juga

اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya" (QS al-Hijr: 9).

Tudingan-tudingan yang menyebut bahwa Alquran hanyalah karangan Muhammad SAW tidak terbukti, sejak dahulu hingga kini. Kaum orientalis saja, diam-diam atau terbuka, mengakui terjaganya Alquran.

Alkisah, Buya Hamka pernah diajak berkeliling area kampus Yale University, Amerika Serikat (AS), pada Oktober 1952. Ketika itu, tokoh yang juga ketua umum pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu ditemani oleh Prof Rufus Hendon (wafat 2018).

Rupanya, Prof Hendon dan kawan-kawan sedang merayakan selesainya pekerjaan besar mereka, yakni penyalinan kitab Bibel berbahasa Inggris dari salinan yang lama. Manuskrip yang mereka garap itu berasal dari masa pemerintahan Raja James pada 1612 M.

Pekerjaan itu cukup menguras energi dan fokus tingkat tinggi. Pihaknya sampai-sampai membentuk kepanitiaan yang terdiri atas perwakilan 40 gereja dari pelbagai negara. Tim ini bekerja selama 15 tahun untuk menyalin naskah tersebut dari bahasa Inggris era Raja James abad ke-17 M ke dalam bahasa Inggris zaman sekarang.

Menurut Hendon, bahasa Inggris kini sudah sangat jauh perkembangannya dibanding dengan masa raja James. Ia pun berkata kepada Hamka tentang pekerjaan itu, "Beruntunglah Tuan orang Islam! Sebab, Tuan mempunyai Alquran yang tidak usah dibuatkan komite dan panitia. Sebab, Alquran mempunyai bahasa suci dan tetap. Bahkan, bahasa Arab yang dipakai orang-orang sehari-hari kini, itulah yang harus disesuaikan dengan Alquran. Bukan Alquran yang menyesuaikan dengan perkembangan bahasa kini."

Dalam buku Pelajaran Agama Islam (Jilid II), Hamka menyebut bahwa orisinalitas ayat-ayat Alquran yang terjaga hingga kini pun diakui para peneliti Barat. Terbukti, mushaf tertua dengan usia lebih dari 1.300 tahun silam, yang disimpan di Universitas Birmingham pada 2015, memiliki isi yang sama dengan mushaf saat ini. Itu dibenarkan oleh Profesor Universitas Birmingham yang ahli dalam Kristen dan Islam, David Thomas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement