3. Mereka berpendapat bahwa iman hanya tashdiq (pembenaran) saja, dan sebagian mereka berpendapat bahwa iman adalah tashdiq (pembenaran) dengan hati dan ikrar dengan lisan
4. Mentakwil istiwa (bersemayam) dengan istila (menguasai)
5. Mentakwil sifat mata bagi Allah Ta'ala dengan penjagaan dan pemeliharaan 6. Mereka menafikan sifat fi'liyah bagi Allah
7. Mereka berpendapat bahwa Nabi Musa Alaihissalam tidak mendengar firman Allah, akan tetapi memperdengarkannnya melalui lisan Nabi Musa dengan huruf dan suara yang menciptakannya
Vonis dan tuduhan ini tentu menimbulkan tanda tanyaa. Di saat Rasulullah SAW sendiri mengisyaratkan agar berpegang teguh dengan apa yang diamini oleh mayoritas (as-sawadul al’dham). Siapa mereka?
As-Sawadul A’dzom adalah para ulama yang sangat agung dan mulia, mereka adalah para ulama ummat Islam mayoritas pengikut empat Imam Madzhab Mu’tabaroh. Berikut ini adalah penjelasan tentang As Sawadu Al A’dzom menurut petunjuk Nabi dan Jumhur Ulama. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:
ﺇِﻥَّ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻟَﺎ ﺗَﺠْﺘَﻤِﻊُ ﻋَﻠَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﺍﺧْﺘِﻠَﺎﻓًﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﺍﻟْﺄَﻋْﻈَﻢِ
“Sesungguhnya Umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan. Sekiranya kamu lihat perselisihan, maka hendaklah kamu ambil 'As-Sawad Al-‘Adzom'." {Ibnu Majah : 3940}